Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Bagi Anda penikmat wisata bertema Back to Nature atau kembali ke alam, barangkali Pea Nature menjadi salah satu pilihan. Lokasinya yang berada di tengah perladangan, di Bahal Batu, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara sangat ideal bersantai dan bermalam bersama keluarga maupun teman-teman. Di sana, pengunjung akan disuguhkan fasilitas respresentatif dengan landskap alam, tanaman dan udara nan sejuk.
Akses jalan menuju Pea Nature sudah bagus. Perjalnaan dapat ditempuh dari jalur Simpang Bahal Batu (berstatus jalan nasioanal) masuk sekitar 800 meter. Setelah bertemu menara listrik kira-kira-100 meter ke depan belok kiri dan terus 150 meter sudah tiba di lokasi.
Begitu kita tiba di sana, terdapat 3 ruang kamar (home stay), ruang perpustakaan dan dapur yang semuanya berdekatan dengan rumah tinggal si pemilik objek wisata. Pun di atas perladangan seluas 3 hektar itupun, ditanami pohon alam dan pohon berbuah, seperti meranti, jati, damar, inul, enau, kopi, poting, sotul, durian, alvokat, jambu kelutuk, pisang, terung belanda dan anggur dan jeruk lemon batak, puluhan jenis tanaman bunga serta lokasi peternakan lebah dan unggas.
"Orientasi kita belum orientasi produksi, tetapi bagaimana kita kembali kepada alam dan memanjakan pengunjung," kata Pdt Nelson Flores Siregar, pengelola Pea Nature.
Pun, pembibitan (green house) juga tersedia, seperti pembibitan strawberry, melon, anggur, kopi dan durian. "Konsepnya, pengunjung dapat berwisata sambil belajar bertani. Kita juga menerapkan agar makluk hidup juga betah di sini, termasuk lebah. Jadi, jika pengunjung ingin memperoleh ilmu soal bertani dan merawat tanah, ayo di sini kita bisa sharing," ajak mantan Direktur Pengembangan Masyarakat dan Kepala Departemen Diakonia HKBP ini berpromosi.
Setelah ditelusuri, ternyata bangunan home stay (penginapan) dilengkapi dengan tempat tidur berukuran besar, televisi, ruang tamu atau ruang diskusi, beranda, kamar mandi dan hot shower serta internet gratis.
Untuk urusan kuliner, tersedia beragam masakan sesuai selera, seperti ikan mas, ayam kampung dan makanan tradisional lainya. Jika mau memasak sendiri, tersedia peralatan di ruangan dapur serta media untuk memanggang dilengkapi tungku besar.
Bergeser sedikit ke sebelah utara, telah tersedia ruangan perpustakaan yang sejuk dan berisikan hingga 4.000-an koleksi buku, yang akan memanjakan kebutuhan membaca pengunjung.
Buku-buku di perpustakaan ini memuat tentang filsafat, agama, politik, sosiologi, psikologi, theologia, sejarah, penulisan tentang tokoh-tokoh, kesusastraan asing, pemberdayaan masyarakat, tulisan dan pemikiran kritis, budaya Batak, sejarah dunia seperti Yunani dan Eropa, karya jurnalistik dan tulisan individual.
"Kami ingin menerapkan bagaiman agar pengunjung merasa betah dalam nuansa edukasi dan seperti memiliki rumah dan dapur sendiri disini,"urai Nelson Flores.
Pea Nature juga menghadirkan wisata alam dengan produk tanaman dan sajian makanan dominan organik. "Kita mengandalkan pupuk alami (kompos) untuk merawat semua tanaman di sini," ungkapnya.
Nelson juga menceritakan, ide pembuatan nama Pea Nature terinspirasi dari kata pea (rawa), dan nature (alami). "Pengunjung akan disuguhkan sesuatu yang alami, yang lakunya juga diikuti dengan ikut menjaga lingkungan," tandasnya.
Di lokasi ini banyak ditemukan bunga jenis rumput. Ide penanamannya untuk menambah suasana indah, tersedianya makanan lebah sekaligus menyuburkan tanah dan membunuh tanaman penganggu.
"Jika berwisata ke Eropa, kita akan melihat indahnya bunga, tetapi bukan berarti tumbuh sendiri, sudah ditanami terlebih dahulu," sebut Flores, sembari menunjukkan beragam jenis bunga yang di tanam diatas tanah yang sudah sempat terganggu akibat tanaman perusak (rumput liar).
Pembersihan rumput liar di sana juga tidak memakai cairan kimia, tetapi justru ditanami tumbuhan di atasnya untuk membunuhnya, sehingga tidak merusak unsur hara tanah.
"Kita berpikir, tanah juga harus dirawat, maka harus direhabilitasi, juga menjaga hayati beriring dengan edukasi, bahwa betapa pentingnya kita kembali pada alam," tuturnya.
Potret lainya, sejumlah tiang penyangga dan papan bangunan rumah, home stay, perpustakaan dan dapur justru menggunakan kayu bekas bongkaran gereja yang sudah dipernis. Memasangnya, tidak melulu mengandalkan paku, melainkan pasak.
"Tiang dan papan ini saya beli dari hasil bongkaran gereja HKBP di Siborongborong dan Muara. Masih sangat kuat loh,"ceritanya.
Nelson menyebutkan, bangunan gereja karya missionaris dahulu memakai kayu alam berkualitas tinggi dan sudah direndam dalam air sebagai proses pengawetan.
Lantas, melihat segala yang tersedia dan yang ada di Pea Nature, tidak salah jika keluarga dan kelompok komunitas memilih lokasi ini menjadi destinasi akhir pekan yang sempurna.