Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Setelah selama sepekan sebelumnya pasar keuangan khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk hingga kembali ke posisi 5.800-an, pekan ini juga belum punya amunisi yang cukup untuk menguat dan tinggalkan zona merah. Sejumlah rilis data ekonomi juga belum akan mendorong penguatan IHSG maupun rupiah.
"Awal pekan IHSG bisa saja masih akan turun. Namun, tren penurunan kinerja IHSG sejauh ini memang sudah menggiring persepsi bahwa IHSG sudah terlalu murah. Itu akan menghentikan tren pelemahan pada IHSG itu sendiri. Atau justru secara teknikal berpeluang membuat IHSG membaik," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Minggu (31/1/2021).
Pada dasarnya di pekan ini ada beberapa data penting yang akan dirilis. Awal pekan akan ada rilis laju tekanan inflasi. Selanjutnya, akhir pekan akan ada rilis pertumbuhan ekonomi nasional selama tahun 2020 yang diperkirakan angkanya negatif.
"Saya menilai pertumbuhan ekonomi selama tahun 2020 minus di atas 1,3%. Untuk data inflasi, saya yakin tidak akan memberikan banyak perubahan pada kinerja pasar keuangan," kata Gunawan.
Sementara untuk respon data pertumbuhan ekonomi, investor bisa saja sudah mengantisipasi jauh hari sebelumnya. Data dari luar, diyakini masih belum akan menjadi pendorong pemulihan kinerja sektor keuangan. Ada data yang membaik, namun tidak sedikit sejumlah data penting berpeluang untuk memburuk.
Jadi merujuk pada sejumlah faktor internal dan eksternal tersebut, maka amunisi bagi IHSG pada dasarnya tidak tersedia cukup di pekan ini. Yang ada adalah sentimen teknikal yang akan menggerakkan pasar keuangan.
"Jadi saya berkesimpulan bahwa IHSG pada dasarnya telah mempersempit ruang pelemahan. Di pekan, IHSG ini berpeluang ke 5.700, atau skenario buruk lainnya anjlok akan mendekati level 5.500 sebagai benteng yang sulit di tembus. Dan kalaupun menguat, level psikolosgi 6.000 akan menjadi resisten selanjutnya," kata Gunawan.
Untuk kinerja mata uang rupiah, masih akan kokoh dalam rentang 13.900 hingga 14.100/dolar AS. Rupiah diyakini masih akan bergerak stabil tanpa mengalami gejolak yang besar layaknya IHSG. Selama kabar stimulus di AS tetap dalam proses persetujuan, maka selama itu rupiah berpeluang untuk menguat dalam rentang angka yang terbatas.