Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com- Penanaman tiang-tiang pancang pada proyek pembangunan Jembatan Tano Ponggol di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara dengan kedalaman 30-an meter lebih dikhawatirkan akan mengganggu Gunung Berapi Pusuk Buhit yang masih aktif. Beberapa warga yang berada di pinggir kawasan Tano Ponggol meminta supaya penanaman tiang pancang dihentikan segera. Pihak pelaksana pembangunan, baik konsultan perencana dan kontraktor pun memberikan penjelasan kepada masyarakat.
"Pihak pelaksana harus memberikan penjelasan, pemasangan tiang pancang jangan dilanjutkan dulu, sebab kedalaman tiang pancang kami kuatir kan bisa menggangu gunung berapi Toba dan bisa mengeluarkan semburan, " kata Naibaho, salah satu warga di Tano Ponggol, Kamis (4/2/2021).
Selain P Naibaho, N Sitohang salah satu warga di Pangururan juga memprediksi kedalaman tiang pancang juga mengakibatkan guncangan tanah dan dikhwaatirkan juga membuat tanah bergeser karena Pulau Samosir memiliki kuntur tanah yang labil.
Pihak kontraktor PT Wijaya Karya Tbk, Amos Naibaho saat ditemui menjelaskan, kedalaman tiang pancang dalam pembangunan jembatan Tano Ponggol bervariasi. Dalam proses pembangunan jembatan Tano Ponggol ini pihaknya hanya melaksanakan perencanaan yang sudah dilakukan pemerintah dari PU Bina Marga di Medan.
"Kami hanya melaksanakan kegiatan sesuai gambar yang disampaikan oleh pemerintah, baiknya ditanya langsung ke Medan saja, " kata Amos.
Saat ditanya apakah tiang pancang bisa mengganggu Gunung Pusuk Buhit, Amos mengaku tidak bisa menjawab dan tidak mau menyampaikan sepotong potong informasinya. Ia juga mengaku tidak melanjutkan pembicaraan karena ada rapat yang dilakukan secara daring. "Maaf saya sedang rapat daring, " katanya berlalu.
Selain persoalan tiangpancang, pembangunan Jembatan Tano Ponggol senilai Rp 155 miliar yang dikerjakan PT Wijaya KaryaTbk juga diminta dihentikan sementara karena proses ganti rugi tanah tidak kunjung selesai.
Marihot Simbolon, salah satu warga yang kena dampak pembangunan juga menyesalkan nilai ganti rugi tanah karena harganya tidak sesuai harga pasaran. "Pembangunannya harus dihentikan sementara, jangan dulu diteruskan, pembebasan lahan tak kunjung selesai, " kata Marihot.
Sampai saat ini, beberapa warga di seputaran proyek Pembangunan Jembatan Tano Ponggol masih menunggu penjelasan dan kesimpulan ganti rugi asset mereka. Sementara pihak kontraktor telah memulai aktivitas di lokasi proyek.