Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily. com- Samosir. Sejumah warga perantau asal Samosir meminta semua pihak yang mengerjakan proyek pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol di Pangururan menjelaskan kepada publik potensi dampak yang akan muncul pada Gunung Berapi Pusuk Buhit seiring berdirinya tiang-tiang pancang dengan kedalaman 34 meter. Selain itu, masalah pembebasan lahan juga hingga kini belum clear (tuntas). Ada warga pemilik lahan hingga saat ini belum menerima ganti untung, tahu-tahu pembangunan proyek sudah jalan.
"Pemerintah dan pemborongnya perlulah membuat penjelasan dan pencerahan kepada publik. Kekhawatiran masyarakat itu wajar-wajar saja," kata Mangaliat Simarmata salah satu putra Samosir saat dihubungi, Jumat (5/2/2021).
Meski diakuinya ia bukan ahli bangunan, namun secara logika rancang bangun pembangunan jembatannya harus mempertimbangkan beberapa aspek. Semisal Pulau Samosir adalah jalur gempa, lalu pembangunan jembatan tepat di kaki gunung berapi yang aktif dan terakhir kondisi tanah di Pulau Samosir sangat labil.
"Pembangunan ini menyedot anggaran hingga ratusan milyar dari dana APBN mulai dari pembangunan alur hingga penggantian jembatan. Namun, pembangunan alur yang sudah selesai juga ternyata sudah rusak dan retak retak beritanya sempat viral, sehingga sangat wajar warga khawatir, " tambah Mangaliat.
Selain itu, pemilik lahan Lerementia Naibaho melalui suaminya, Sangkot Manurung yang juga terkena dampak pembangunan meminta pemerintah daerah untuk segera mengundang semua masyarakat yang terkena dampak pembangunan untuk bertemu dan mencari solusi.
"Kami tidak pernah menghalangi pembangunan, tapi mendukung pembangunan untuk hidup dan kehidupan demi kelangsungan generasi mendatang, " kata Sangkot.
Sangkot mengurai, ada dua lokasi lahan yang dimilikinya telah terdaftar untuk diganti rugi tanpa sepengetahuan dirinya dan keluarganya. Padahal, lahan milik Sangkot yang belum dibayarkan sudah dipakai pihak kontraktor untuk meletakkan bahan bahan bangunan.
"Yang pasti saya sudah melayangkan surat ke pemerintah daerah, Ombudsman RI hingga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional di Provinsi untuk kepastian hak kepemilikan lahan saya, dan saya berharap bertemu dan mencari solusi, " tambah Sangkot yang mengaku datang dari Padang Sumatra Barat.
Penanaman tiang tiang pancang pada proyek pembangunan Jembatan Tano Ponggol dengan kedalaman 30an meter lebih dikuatirkan akan mengganggu gunung berapi Pusuk Buhit yang masih aktif sampai sekarang.
BACA JUGA: 34 Meter Tiang Pancang Jembatan Tano Ponggol Diprotes Warga, Dikhawatirkan Ganggu Gunung Pusuk Buhit
Beberapa warga yang berada di pinggir kawasan Tano Ponggol meminta supaya penanaman tiang tiang pancang dihentikan segera, dan pihak pelaksana pembangunan baik konsultan perencana dan pihak kontraktor memberikan penjelasan kepada masyarakat.
"Pihak pelaksana harus memberikan penjelasan, pemasangan tiang pancang jangan dilanjutkan dulu, sebab kedalaman tiang pancang kami kuatir kan bisa menggangu gunung berapi Toba dan bisa mengeluarkan semburan, " kata Naibaho salah satu warga di Tano Ponggol, Kamis (4/2/2021).
Selain Naibaho, N Sitohang salah satu warga di Pangururan juga memprediksi kedalaman tiang pancang juga mengakibatkan guncangan tanah dan dikuatirkan juga membuat tanah bergeser karena Pulau Samosir memiliki kuntur tanah yang labil.