Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Akademisi asal Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Rholand Muary menyayangkan munculnya konflik terbuka antara Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Bakhtiar Ahmad Sibarani dan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi terkait rencana belajar tatap muka. Ia berpendapat, bupati dan gubernur perlu melakukan koordinasi dan dialog mengenai rencana pembelajaran tatap muka yang dalam waktu dekat akan dilakukan di Tapteng.
"Dalam konteks ini saya kira, antara Bupati Tapteng dan Gubernur perlu dialog dan koordinasi dalam hal pembukaan pembelajaran tatap muka di sekolah apakah sudah boleh dibuka atau belum di Tapteng. Karena jika ini dibiarkan , maka persepsi masyarakat antara Gubernur Sumut dan Bupati Tapteng memang benar sedang berkonflik," jelasnya, ketika dimintai tanggapan, Jumat (5/2/2021).
Rholand menambahka,n sebelum ini, kedua kepala daerah itu juga sudah pernah terlibat konflik dan perang pernyataan dan saling tuding tendesius. "Keduanya menggunakan prinsip otoritas kewenangan yg dimiliki. Saya kira itu jadi preseden buruk dalam kepemimpin birokrasi," bilangnya.
Menurut dia, rencana pembukaan belajar tatap muka harus mengacu kepada regulasi pemerintah pusat dan kebijakan masing-masing daerah. Sebab, dalam penanganan covid-19 keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi.
"Mengenai pembelajaran secara daring. Saya kira Pemkab Tapteng harus bisa memformulasikan pendidikan saat pandemi. Jika persoalannya tidak ada paket internet. Maka Pemkab harus memberikan subsidi kuota internet untuk di rumah atau menyediakan fasiliyas wifi gratis di kantor Desa, lurah, Camat dengan menerapkan prokes," terangnya.
Seperti diketahui, Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi terlibat 'perang' statement di media. Bakhtiar ingin menggelar belajar tatap muka di wilayahnya, meski tidak ada restu gubernur. Sedangkan Gubernur Edy bersikeras belum mengizinkan adanya belajar tatap muka karena penyebaran Covid-19 semakin masif.