Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan pesawat Sriwijaya Air SJ182 tak melewati area awan yang berbahaya saat jatuh. Data mengenai cuaca di sekitar rute terbang Sriwijaya SJ182 didapat KNKT dari Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Dari data cuaca yang kami peroleh dari Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menunjukan bahwa pergerakan pesawat yang diperoleh datanya dari data ADSB (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast) menunjukan bahwa pesawat ini tidak melalui area dengan awan yang signifikan," jelas Ketua Sub Komite IK Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (10/2/2021).
Nurcahyo juga menuturkan Sriwijaya Air SJ182 tak melewati area awan hujan, juga tak melewati area awan yang berpotensi menimbulkan guncangan. "Dan bukan area awan hujan, juga tidak berada di in cloud turbulance atau di dalam awan yang berpotensi menimbulkan guncangan," jelas Nurcahyo.
Dari data KNKT, Sriwijaya Air SJ182 melintasi daerah dengan nilai dbz yang rendah, yakni kurang dari 25 dbz. Data cuaca itu berdasarkan citra radar pukul 14.38 WIB, Sabtu (9/1).
Seperti diketahui, KNKT merilis laporan awal investigasi kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Detik-detik terakhir penerbangan terekam dalam flight data recorder (FDR) yang telah ditemukan.
Nurcahyo mengatakan dari pengunduhan FDR, ada data sebanyak 370 parameter selama 27 jam yang terdiri dari 18 penerbangan. Itu termasuk penerbangan SJ182 Jakarta-Pontianak.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu lepas landas pada 9 Januari 2021 pukul 14.36 WIB. Penerbangan diawaki oleh 2 pilot, 4 awak kabin, dan membawa 56 penumpang.(dtc)