Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Saat ini Sumatera Utara memasuki musim kemarau. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, meminta semua elemen terkait memperkuat pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Jangan sampai lengah hingga berakibat risiko fatal, hindari membakar hutan dan lahan, mari perkuat pencegahan," kata Gubernur Edy melalui Plt Kepala Dinas Kehutanan Sumut, Herianto, kepada wartawan di Medan, Selasa (16/02/2021).
Herianto mengatakan hotspot (titik api) semakin bertambah di Sumut setiap tahun. Tahun 2020 tercatat sebanyak 763, atau dua kali lipat dari 2019 sebanyak 332, dan 2018 sebanyak 393, kemudian 2017 sebanyak 327 serta 2016 sebanyak 371.
Tepatnya di 2020 dari 763 hotspot itu, total luas yang terbakar sebanyak 369,62 Ha yang merupakan lahan masyarakat. Kemudian di tahun 2019 dari 332 hotspot, terbakar seluas 844,75 Ha (323,25 Ha dalam kawasan dan 520,5 Ha lahan masyarakat), dan tahun 2018 dari 305 hotspot, terbakar seluas 3.138,88 Ha (2.444,28 Ha dalam kawasan dan 694,6 Ha lahan masyarakat).
Herianto mengungkapkan, terdapat 11 daerah di Sumut dengan tingkat potensi kerawanan Karhutla sangat tinggi, yakni Labuhanbatu (73 hot spot), Labuhanbatu Utara (32), Asahan (33), Labuhanbatu Selatan (31), Padang Lawas Utara (40), Padang Lawas (31), Dairi (28), Toba (28), Tapanuli Selatan (54), Mandailing Natal (43) dan Tapanuli Tengah (60).
Sedangkan yang rawan/waspada Karhutla di Sumut ada 10 daerah, yakni Langkat (2), Simalungun (0), Deli Serdang (33), Samosir (10), Tapanuli Utara (51), Humbang Hasundutan (36), Pakpak Bharat (2), Karo (61), Serdang Bedagai (20), Batubara (6).
Ia menambahkan langkah antisipasi Karhutla sebagaimana arahan Gubernur Sumut, di antaranya pelaksanaan apel siaga pencegahan Karhutla tingkat provinsi dan tingkat kabupaten sekaliigus sosialisasi pencegahan Karhutla kepada masyarakat di seluruh kabupaten/kota.
Kemudian kesiapsiagaan brigade pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang berada di UPT KPH/Tahura yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana berupa pakaian kerja lapangan, sepeda motor jenis trail, gepyok, jet shooter.
Selain itu, melakukan monitoring dan pemantauan titik api api (hotspot) melalui website Sipongi dan website Lapan dan pantauan satelit NOAA dan TERRA setiap hari, serta melakukan patroli groundcheck/pengecekan titik api (hotspot) langsung hasil pantauan dari monitoring website Sipongi/Lapan.