Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil meminta pimpinan perguruan tinggi di Indonesia memastikan lingkungan kampus yang ia pimpin terbebas dari unsur radikalisme. Menag menegaskan, tidak ada gunanya kampus megah dengan prasarana lengkap namun mencetak lulusan yang membenci negaranya sendiri.
Hal itu dikatakan Yaqut Cholil dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekjen Kemenag RI Nizar Ali saat meresmikan Kampus IV Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut di Tuntungan, Deli Serdang, Kamis (25/2/2021)
"Saya juga ingin menekankan pentingnya kampus agar terus membentengi diri dari fenomena radikalisme yang justru tumbuh di kampus-kampus negeri, utamanya kampus yang telah bertransformasi menjadi UIN (Universitas Islam Negeri). Apalah artinya gedung dan kampus dengan sarana yang bagus kalau pada akhirnya mencetak anak didik yang justru membenci negaranya sendiri, menebarkan hoaks apalagi terlibat dalam persoalan radikalisme," kata Yaqut.
Sebagaimana laporan dari BNPT, sambung Yaqut, belakangan ini, kampus PTU (Perguruan Tinggi Umum) dan ada juga laporan yang mensinyalir bahwa beberapa civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) juga sudah mulai terpapar dengan paham-paham radikalisme ini.
"Saya berharap agar pimpinan PTKIN mampu menjaga DNA kita yang khas, yaitu menjaga pemahaman Islam wasathiyyah. Model Islam wasathiyyah ini tidak bisa lagi hanya diseminarkan atau kuliah umum seperti ini, tapi harus juga dapat disisipkan dalam kurikulum PTKI yang mampu memperkuat paham Islam rahmatan lil ‘alamin. Sekali lagi, barang yang haq jika tidak dikelola dengan baik akan kalah dengan barang batil yang dikelola secara apik (al haqqu bila nidhom yughlibuhul bathil bi nidhom). Gunakan resources dan amanah yang Anda emban sekarang ini untuk memaksimalkan penguatan Islam yang menebarkan kedamaian (dienul salam), tegas Menag sebagaimana dibacakan Nizar Ali.
BACA JUGA: Gubernur Edy: Kalau Rajin Beribadah tapi Merusuh Jangan Mengaku Islam!
Merespon pidato Menag tersebut, Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi memastikan kerukunan umat di Sumut selalu akan utuh. Hal itu tidak terlepas dari peran umat Islam sebagai mayoritas di Sumut yang dikenal sebagai Islam moderat.
"Bapak Sekjen, toleransi umat di Sumut itu luar biasa. Islam di Sumut itu moderat, tidak akan pernah membuat rusuh di negaranya sendiri. Saya pastikan itu, karena itu juga tugas saya selama 32 tahun," kata Edy.
Kalau orang baik itu, sambung Edy, rajin beribadah. "Namun kalau ada yang rajin beribadah tapi merusuh, itu bukan orang baik, jangan mengaku Islam," kata mantan Pangkostrad ini.