Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kurang lebih 3 bulan memimpin PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, Kabir Bedi selaku direktur utama, mulai menyelami satu per satu persoalan. Ia kini tertantang untuk mewujudkan kinerja yang profesional untuk menaikkan level perisahaan air minum milik Pemprov Sumut itu ke arah yang lebih baik.
Masalah yang kini diperhadapkan pada dirinya, antara lain profesionalisme ke dalam (pegawai) dan keluar (mitra) Tirtanadi dalam mendayuh 'perahu besar" Tirtanadi.
"Kadang-kadang kita jadi berpikir gini, kadang-kadang kita belum jadi dirut kawan banyak, setelah jadi dirut banyak musuh," kata Kabir Bedi di Medan, Kamis (04/03/2021), menggambarkan peliknya persoalan profesionalisme memimpin Tirtanadi.
Dari pernyataannya itu, tergambar bahwa bisa saja banyak oknum yang ingin mencari "makan" di Tirtanadi, namun tidak dengan cara dan mekanisme yang profesional.
"Ya saya itu aja. Sepanjang kita betul ga usah takut," ujar Kabir Bedi, yang pernah menjabat sebagai salah satu manajer di PT Tirta Lyonnaise Medan (TLM) itu.
Dan saat ini di masa kepemimpinannya, Kabir Bedi mengatakan para mitra mengatasnamakan oknum OKP tidak ada lagi "bermain" proyek di Tirtanadi. Hal ini tidak terlepas dari inovasinya saat ini yang menghadirkan tender secara elektronik lewat aplikasi e-procurement.
"Masalah proyek, saya rasa yang OKP-OkP nggak ada lagi. Hari itu sempat ada, tapi dibatalkan. Yang batalkan kami. Artinya adalah tidak boleh ada intervensi siapapun terhadap proses lelang. Bahkan saya sendiri pun tidak boleh intervensi. "Dan sekarang Tirtanadi buka LPSE yang merupakan bagian dari profesionalisme kita. Sepanjang ikut aturan, ya jalan saja," ujarnya.
Bukan rahasia lagi memang. Tirtanadi dikenal sebagai "lahan basah" selama ini. Berbagai praktik penyimpangan tak jarang terjadi, hingga berujung di balik jeruji oknum direksi maupun okum kepala divisi, yang jika kasusnya dibedah, tidak terlepas dari intervensi oknum mitra.
Tak heran juga jika pelayanan Tirtanadi yang sudah berdiri 100-an tahun itu, masih morat-marit. Tak jarang masyarakat pelanggannya mempersoalkannya di media massa, maupun di media sosial di era digitalisasi saat ini.
Namun di bawah kepemimpinan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, di Pemprov Sumut, yang adalah pemegang tunggal saham Tirtanadi, mencoba memacu perubahan untuk memoles pelayanan Tirtanadi agar lebih baik dari sebelumnya.
Tibalah giliran Kabir Bedi, yang didapuk Edy Rahmayadi melalui proses seleksi, untuk menjadi Direktur Utama PDAM Tirtanadi, pada Selasa (10/11/2020) mengantikan Trisno Sumantri yang dicopot Gubernur Edy, Juni tahun yang sama. Ekspektasi perubahan itu dialamatkan Edy Rahmayadi kepada Kabir Bedi.
Dan dalam berbagai kesempatan, Gubernur Edy Rahmayadi menegaskan bahwa ia mengikuti kinerja Tirtanadi di bawah kepemimpinan Kabir Bedi. Ia menegaskan tak akan segan-segan mendepak Kabir Bedi jika tak bisa membawa perubahan yang lebih baik di Tirtanadi. Namun sebaliknya, patut diberi reward.
Antara lain harapan Edy, agar target 11.000 liter/detik (l/d) diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama dari produksi air sekitar 7.000 l/d saat ini. Edy juga meminta para karyawan Tirtanadi meneguhkan sikap setia, loyal dan profesional untuk meningkatkan pelayanan Tirtanadi.