Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejumlah permasalahan di Sumatera Utara di tengah pandemi covif-19, diakui Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, membuatnya tak bisa tidur nyenyak. Tensinya bahkan naik turun mengatasi segudang persoalan.
Itu disampaikannya di hadapan para tokoh dan pimpinan partai politik dan organisasi massa di Sumut dalam acara sosialisasi vaksinasi covid-19, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (05/03/2021).
Gubernur Edy mengawali pembicarannya dengan mengemukakan pendapat yang seolah-olah hanya dirinya sendiri yang menghadapi persoalan. Yang lainnya sepertinya numpang saja.
Antara lain soal kondisi sulit Sumut dengan pertumbuhan ekonomi Sumut yang minus hingga 2,8%. "Karena nggak konek kita ini. Tidur tak enak, makan tak enak. Isinya emosional jadinya, emosi, karena stres," ujar Edy.
Bahkan karena peliknya permasalahan, membuat tensinya naik turun, kadang 150 dan kadang 130. "Jadi tensi saya naik turun naik turun ini, persis kalau saya mau disuntik ini. Dan itu menjadi persoalan dalam kesehatan saya," kata Edy.
Belum lagi soal kinerja dirinya yang "diserang" kalangan DPRD Sumut, seperti soal tenaga kerja dan pengangguran yang merosot. Menurutnya hal itu tidak terlepas dari anjloknya pertumbuhan ekonomi karena terdampak covid.
Namun masih beruntung, kata Edy Rahmayadi, karena Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 tidak turun atau sama dengan tahun lalu. Menurutnya, nilai UMP itu tetap, tidak terlepas dari komunikasinya dengan kalangan pengusaha.
Ia juga mengajak para peserta sosialisasi turut memahami dan membantu mengatasi banyaknya persoalan di Sumut. Ia mencontohkan betapa sulitnya saat ini masyarakat untuk makan 1 kali dalam sehari, dan untuk ganti pakaian 1 kali dalam sehari.
"Itu yang saat ini membuat saya stres, membuat saya emosional, mudah naik darah. Kalau perempuan sedang kedatangan bulanlah itu, marah terus itu," tutur Edy.
Beruntung Edy Rahmayadi memiliki istri, Nawal Edy Rahmayadi, yang memberi dirinya motivasi dan semangat menghadapi banyaknya persoalan. "Istri saya pun nanya, kok baru sekarang marah-marah terus ya, iya aku stres. Dipegang kepala saya sama istri saya tadi malam, udahlah, ngapain kau pikirin," ujar Edy mengisahkan.
Begitupun, Edy Rahmayadi menegaskan tidak mau bersikap masa bodoh menghadapi persoalan. "Ada ribut sana, ribut sini segala macam," ujarnya.
Sampai-sampai di acara sosialisasi itu, ia menyindir Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit. "Pada hari ini katanya ada yang mau KLB lagi, siapa yang mau KLB lagi (ada yang jawab Demokrat), suruh pulang orang itu," tegas Edy.
Ia punya alasan menyuruh peserta KLB pulang, yakni untuk pencegahan covid-19. "Orang sedang butuh hidup ini, KLB lagi di sini, tapi saya sedang kepada rakyat saya ini berdoa, itu intinya," tegas Gubernur Edy, mantan Pangkostrad itu.
Dan ia menyerukan pentingnya upaya mencegah dan menghentikan konflik, menghentikan aksi tipu menipu. Ia tambahkan bahwa sudah saatnya semua elemen menanamkan cinta dan kasih sayang antarsesama serta mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dan di akhir pembicaraannya, Edy Rahmayadi mengajak para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan para pimpinan partai politik dan organisasi massa, untuk ikut mensosialisasikan vaksinasi covid-19 kepada masyarakat.
Ia menargetkan sekitar 10 juta atau sekitar 70% dari sekitar 15 juta penduduk Sumut, dapat mengikuti vaksinasi covid. Dengan jumlah 10 juta orang yang divaksin, akan membentuk imunitas komunal, yang sekaligus diharapkan menekan penularan covid sehingga sektor-sektor pembangunan bisa kembali normal.