Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sengketa hasil pemilihan Pilkada Kabupaten Madina, Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan akan diputuskan pekan depan. Berdasarkan lama resmi MK, diketahui ketiga perselisihan itu akan diumumkan pada Senin 22 Maret 2021.
Sebelumnya, MK telah lebih dahulu mengumumkan sengketa Pilkada Nisel dan Samosir. Kedua permohonan itu ditolak oleh MK.
Kuasa hukum calon Bupati dan Wakil Bupati Madina nomor urut 1 M Jakfar Sukhairi Nasution-Atika Azmi Utammi, Adi Mansar mengatakan, mereka selaku pemohon telah menerima pemberitahuan jadwal pembacaan putusan perkara mereka oleh MK. "Tanggal 22 (Maret), Senin," kata Adi, ketika dikonfirmasi, Jumat (19/3/2021).
Dalam permohonannya ke MK, Jakfar-Atika meminta MK memerintahkan KPU membatalkan hasil Pilkada Madina serta mendiskualifikasi pasangan Dahlan Hasan Nasution selaku Bupati petahana karena sederet pelanggaran diantaranya, pertama dugaan pelanggaran oleh paslon nomor urut 2 Dahlan Hasan Nasution-Aswin terkait larangan mutasi di saat tahapan Pilkada yang diatur oleh pasal 71 ayat 2 dan 3 undang-undang nomor 10 tahun 2016. Juga dugaan mobilisasi ASN dalam pemenangan pasangan 02.
Dalam waktu yang sama, MK juga akan memutus sengketa Pilkada Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan. Sengketa perselisihan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Labuhanbatu dimohonkan oleh pasangan Erik Atrada Ritonga-Ellya Rosa Siregar peraih suara terbanyak kedua dengan Raihan 87,292 suara (36,85 %). Pasangan ini kalah 838 suara dari pasangan Andi Suhaimi Dalimunthe-Faizal Amri Siregar yang meraih 88,130 suara (37,20%).
Sementara hasil Pilkada Labuhanbatu Selatan diajukan oleh pasangan nomor urut 3 Hasnah Harahap-Kholil Jufri Harahap.
Hasnah Harahap yang merupakan istri Bupati Labuhanbatu Selatan dua periode Wildan Aswan Tanjung, berpasangan dengan wakil bupati petahana ini meminta MK untuk membatalkan hasil rekapitulasi oleh KPU dan meminta MK untuk memerintahkan pemungutan suara ulang (PSU) di 21 TPS karena disinyalir terjadi penggelembungan suara kepada paslon nomor urut 2 Edimin-Ahmad Fadly Tanjung yang meraih suara terbanyak berdasarkan rekapitulasi KPU.