Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag), diharapkan menaruh perhatian terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun industri rumah tangga (home industri). Salah satunya adalah Industri Kecil Menengah (IKM) Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara. Para pengrajin pandai besi di desa itu telah menggeluti usaha itu secara turun-temurun. Mereka memproduksi alat-alat pertanian dan perkebunan berbahan logam.
James Lumbantoruan, salah seorang perajin berharap pemerintah mau membantu modernisasi industri rumah tangga itu. Perlu peningkatan kualitas peralatan, hingga pemasaran yang lebih terjamin. Modernisasi menurutnya bisa dimulai dengan pelatihan dan peningkatan standar mutu, agar mampu bersaing dari segi produksi dan kualitas barang yang diproduksi.
Menyahuti keinginan para pengrajin dan beberapa pihak yang menghendaki IKM pandai besi dimodernisasi, Sekretaris daerah Kabupaten Taput, Indra Simare-mare, mengatakan, Pemkab masih terus mencari solusi dan tidak tinggal diam. Ia menyampaikan, disamping bantuan modernisasi peralatan, modernisasi dengan konsep membangun kawasan industri masih terus dimatangkan.
"Pemkab, melalui Disperindag, sudah kerap melakukan sosialisasi. Bagaimana supaya Home Industri di Sitampurung, menjadi kawasan industri. Namun masih ada kendala yang dihadapi, termasuk soal ketersediaan lahan untuk relokasi," kata Indra, kepada medandisnisdaily.com di ruang kerjanya Senin (26/4/2021).
Indra menjelaskan, jika home industri pandai besi dimodernisasi, maka diperlukan komitmen dan profesionalitas para pengrajin. Artinya para pelaku usaha pandai besi harus menggeluti usahanya secara serius dan konsisten. Tidak bisa mempekerjakan anak di bawah umur, misalnya.
Sedangkan situasi di lapangan agak berbeda. Karena sifatnya industri rumah tangga, maka kerap dijumpai pekerja anak di bawah umur. Kadang-kadang beberapa pengrajin juga menggeluti pekerjaan sebagai petani. Sehingga hal itu dianggap kurang profesional. Karena konsep modernisasi industri, berarti seluruh pengrajin akan ditempatkan pada satu kawasan. Sementara saat ini para pengrajin dalam menggeluti usahanya di rumah masing-masing. Sehingga relokasi dikhawatirkan akan sulit diterima.
"Kalau mau kita modernisasi, mereka mau tidak kita tempatkan pada satu kawasan. Menjalankan profesi secara konsisten. Dan tidak boleh lagi mempekerjakan anak," imbuh Indra.
Masih menurut Indra, kendala lain yang dihadapi adalah ketersediaan lahan yang cukup untuk relokasi. Kalaupun mereka mau direlokasi, setelah melalui beberapa kali sosialisasi, belum ada masyarakat yang mau merelakan tanahnya untuk dijadikan sebagai kawasan industri dimaksud. Lahan dimaksud harus dihibahkan kepada pemerintah untuk dibangun menjadi kawasan industri. Tentu pemerintah tidak akan membangun sesuatu apabila belum ada kejelasan lahan menjadi hak pemerintah.
"Lahan yang kita butuhkan belum ada untuk dibangun sebagai kawasan industri. Minimal 0,5 Ha atau lebih. Tetapi bisa saja pemerintah yang akan menyediakan dengan cara membeli dari warga. Dengan catatan, para pengrajin mau menerima dan bersedia dengan konsep yang akan kita bangun," jelas Indra.
Sebelumnya anggota DPR RI, Lamhot Sinaga, ingin mewujudkan pandai besi di Desa Sitampurung menuju modernisasi industri. Untuk mewujudkan itu, ia akan melaporkan apa-apa saja persoalan yang dihadapi perajin pandai besi kepada Kementerian industri, aneka dan IKM Kimia, sandang dan kerajinan. Dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu, Lamhot Sinaga mengunjungi para perajin pandai besi di desa itu.