Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Meski tengah dihantam krisis ekonomi, Libanon berhasil memproduksi sendiri mobil listrik pertama mereka. Mobil listrik yang diberi nama Quds Rise, muncul dengan ornamen Kubah Shakhrah.
Tak disebutkan dengan detil spesifikasi Quds Rise. Namun mobil listrik berkelir merah yang baru-baru ini diperkenalkan ke publik Libanon diklaim sebagai mobil sport.
Adalah Jihad Mohammad yang menjadi otak di balik kemunculan mobil listrik Quds Rise ini. Jihad Mohammad adalah warga Libanon kelahiran Palestina yang berstatus pengusaha.
"Mobil pertama yang dibuat secara lokal," kata Jihad Mohammad dengan bangga saat untuk kali pertama meluncurkan mobil ini ke hadapan media dan publik di akhir pekan lalu.
Mobil tersebut sejatinya baru merupakan prototype. Namun Jihad Mohammad menegaskan kalau 'dari awal sampai akhir' mobilnya merupakan produksi lokal.
Selain warna merah yang 'eye-catching' dan bentuknya yang (agak) sporty, hal lain yang menonjol pada mobil ini ada di bagian grille. Seperti mobil listrik pada umumnya, grille Quds Rise tidak berongga sebagai jalur masuk udara.
?Libanon Produksi Mobil Listrik, Pakai Ornamen Kubah Shakhrah Foto: AFP/ANWAR AMRO
Pada bagian tersebut terdapat ornamen berwarna emas dalam ukuran besar. Ornamen tersebut merupakan perwujudan Kubah Shakhrah.
Kubah Shakhrah atau disebut juga sebagai Dome of The Rock merupakan bangunan segi delapan yang dilapisi emas yang terletak di tengah kompleks Masjid Al Aqsa. Ini dianggap sebagai salah satu bangunan Islam tertua di dunia dan merupakan tempat suci ketiga umat muslim.
Quds Rise dijual dengan harga USD 30.000, itu setara dengan Rp 434 juta.
Mobil Listrik di Tengah Krisis Ekonomi dan Minim Listrik
Mohammad menargetkan perusahaannya akan bisa memproduksi hingga 10.000 unit mobil listrik pada akhir tahun ini. Dan mobil-mobil kistrik tersebut akan bisa mulai dimiliki publik dalam periode setahun setelahnya.
Bukan sekadar di Libanon. Mohammad ingin memproduksi mobil listrik dan hybrid yang nantinya akan dijual ke pasar internasional.
Untuk penjualan dalam negeri, Mohammad sebenarnya dapat tantangan sangat besar terkait krisis ekonomi yang tengah menerjang Libanon saat ini. Pada dua bulan pertama 2021, total hanya 62 unit mobil terjual di seluruh Libanon.
Krisis ekonomi yang melanda Libanon telah menjadikan separuh warga negaranya jatuh ke lubang kemiskinan, Demikian dikutip dari Al Jazeera.
Masalah lainnya adalah krisis energi di negara tersebut. Sumber daya listrik di Libanon masih sangat mengandalkan bahan bakar fosil. Dan belakangan ini di banyak wilayah sering dilakukan pemadaman listrik.
Tapi Mohammad pantang mundur. Dia malah yakin akan bisa membangun 100 stasiun pengisian daya mobil listrik di seluruh Libanon yang tersambung menggunakan generator. Dia menyebut listrik akan bisa disediakan dan dihasilkan menggunakan tenaga matahari atau angin.(dto)