Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Rencana pembuatan peraturan daerah (perda) terkait penutupan kedai di hari Minggu di Kabupaten Toba, Sumatra Utara menuai pro-kontra di masyarakat. Usulan penutupan kedai di hari Minggu itu ternyata berasal dari Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) Kabupaten Toba dan direspon Pemkab dengan melakukan kajian apakah aturan itu akan dibuat dalam bentuk perdes, Perda atau lainnya.
Ketua BKAG Kabupaten Toba, Pdt Same Siahaan STh punya alasan mengapa mereka usulkan kedai ditutup pada hari Minggu hingga pukul 12.00 WIB. Salah satunya untuk menghormati kebaktian umat Kristen yang digelar pada hari Minggu.
"Benar, usulan itu muncul dari BKAG untuk menghormati hari kebaktian di kalangan umat Kristiani. Tentang apakah bentuknya menjadi sebuah peraturan daerah atau imbauan kami menyerahkan kepada pemerintah," ujar Same Siahaan ketika dikonfirmasi medanbisnisdaily.com, Selasa (27/4/2021), di Balige.
Prases Distrik XI HKBP Toba Hasundutan ini menjelaskan, bentuk usulan kepada pemerintah akan dijadikan sebagai perda atau aturan tidak diketahui olehnya.
"Kajian BKAG seperti itu, membutuhkan sedikit waktu bagi warga untuk menghormati kebaktian," ucapnya mengatakan bahwa pembinaan rohani adalah juga kegiatan penting.
BACA JUGA: Rencana Perda Penutupan Kedai Hari Minggu di Toba Diprotes, Ini Kata Sekda
Senada disampaikan Pimpinan Gereja HKBP Resort Tampubolon, Pdt Rajin Ramli Siahaan STh. Ia mengatakan, usulan untuk menutup kedai di Hari Minggu sudah disampaikan sejak awal terjadi pandemi Covid-19, tujuannya lebih mengedepankan pembangunan bidang kerohanian. "Motivasinya bagaimana jemaat bisa pokus pada Hari Minggu dapat beribadah dengan baik," ucapnya.
Sekda Toba, Audhi Murphy Sitorus membenarkan rencana Perda larangan kedai buka di hari Minggu. Ia menerangkan, rencana pembuatan Perda itu berdasarkan usulan beberapa pimpinan gereja untuk dikaji, termasuk pengaturan teknisnya.
Usulan menutup kedai di Hari Minggu di Kabupaten Toba berbuah protes termasuk dari Ketua DPC Pemuda Karya(PKN) Charles Sitohang dan Ketua DPC Pospera, Jefry Siahaan. Mereka meminta agar rencana tersebut dikaji kembali, karena masyarakat di wilayah itu terdiri dari berbagai agama atau kepercayaan, ditambah kunjungan wisata dari luar daerah lebih banyak di hari libur.