Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga TBS sawit di Sumatra Utara (Sumut) terus menanjak seiring dengan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang bertahan mahal di atas RM 3.900/metrik ton. Pekan ini, harga TBS di Sumut bahkan sudah mendekati level Rp 2.600, tepatnya Rp 2.566,92/kg dari pekan lalu Rp 2.416,95/kg.
Secara rinci, harga penetapan TBS sawit Provinsi Sumut hingga 3 Mei 2021 untuk:
Umur 3 tahun Rp 1.992,03/kg
Umur 4 tahun Rp 2.179,82/kg
Umur 5 tahun Rp 2.304,76/kg
Umur 6 tahun Rp 2.369,78/kg
Umur 7 tahun Rp 2.392,41/kg
Umur 8 tahun Rp 2.455,04/kg
Umur 9 tahun Rp 2.502,39/kg
Umur 10-20 tahun Rp 2.566,92/kg
Umur 21 tahun Rp 2.561,36/kg
Umur 22 tahun Rp 2.526,61/kg
Umur 23 tahun Rp 2.500,80/kg
Umur 24 tahun Rp 2.415,43/kg
Umur 25 tahun Rp 2.338,99/kg
Untuk harga rata-rata CPO lokal dan ekspor naik ke Rp 11.201,88 dari pekan lalu Rp 10.591,36/kg dan rata-rata harga kernel Rp 7.833,86 dari sebelumnya Rp 7.181,14/kg. Sementara faktor K adalah 88,62%.
Sementara itu, harga TBS sawit di tingkat petani Sumut masih kokoh di atas Rp 2.000/kg. Harga tertingginya pekan ini naik ke Rp 2.150 dari pekan lalu Rp 2.130/kg.
Secara rinci, harga TBS pekan ini di 15 daerah penghasil sawit di Sumut yakni:
1. Langkat Rp 2.070/kg
2. Deli Serdang Rp 2.050/kg
3. Serdang Bedagai Rp 2.075/kg
4. Simalungun Rp 2.040/kg
5. Batubara Rp 2.025/kg
6. Asahan Rp 2.000/kg
7. Labuhanbatu Utara Rp 2.050/kg
8. Labuhanbatu Rp 2.100/kg
9. Labuhanbatu Selatan Rp 2.150/kg
10. Padanglawas Utara Rp 2.050/kg
11. Padanglawas Rp 2.150/kg
12. Tapanuli Selatan Rp 2.075/kg
13. Mandailing Natal Rp 2.125/kg
14. Tapanuli Tengah Rp 2.050/kg
15. Pakpak Barat Rp 2.100/kg
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengatakan, harga CPO yang masih mahal karena sentimen Ramadan dan pergeseran masa tanam soybean memang membuat petani ikut mencicipi keuntungannya. "Mudah-mudahan pekan ini tetap bertahan di atas Rp 2.000/kg. Karena permintaan kemungkinan masih tinggi sebelum Lebaran," katanya, Jumat (30/4/2021).
Momen Ramadan dan Lebaran biasanya memang mengerek harga CPO karena konsumsi meningkat. Meski saat ini ekonomi masih terpengaruh dampak pandemi Covid-19 dan permintaan tidak setinggi biasanya, namun kinerja CPO masih mencatatkan angka positif. Jauh lebih baik dibandingkan komoditas perkebunan lainnya. Karena itu, petani sawit tetap optimis bisa mengantongi harga lebih mahal ke depannya.