Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Milan - Inter Milan memenangi Scudetto musim 2020/2021. Inter Milan, yang tampil begitu gigih dan pantang menyerah, jadi bisa melaju lebih mulus seiring dengan nasib apes Juventus.
Liga Italia musim ini persaingannya begitu ketat. AC Milan mampu tampil mengejutkan dan cukup lama nyaman di puncak Klasemen Liga Italia.
Tapi Inter Milan, mampu terus tampil konsisten dan pantang menyerah. Pelan-pelan Inter mendekat ke pos puncak dan menggeser tetangganya itu.
Hingga di pekan ke-34 kala masih tersisa empat laga lagi, Inter Milan sudah menyegel titel Scudetto. I Nerazzurri berhak menyabet juara Liga Italia dan tidak bakal terkejar lagi oleh tim manapun di sisa laga.
Inter Milan mampu 'buka puasa', mereka juara lagi setelah 11 tahun lamanya. Romelu Lukaku dkk, juga mampu memutus dominasi Juventus yang sudah sembilan musim juara berturut-turut.
Pun suksesnya Inter musim ini rasanya tak lepas dari nasib apes Si Nyonya tua itu...
Dilansir dari Marca, Juventus bak ketiban nasib apes musim ini. Nasib apes yang sebenarnya, bisa mereka hindari bernama Andrea Pirlo.
Di awal musim, Juventus menunjuk Andrea Pirlo sebagai pelatih menggantikan Maurizio Sarri. Pirlo dinilai sebagai pelatih muda yang penuh potensi.
Padahal, CV Pirlo masih 'bersih'. Pirlo belum pernah melatih klub.
Pirlo cuma baru melatih tim Juventus U-23 tahun lalu, setelah mendapatkan lisensi kepelathan dari UEFA. Itu pun sebentar saja waktu melatihnya, dari 30 Juli sampai 7 Agustus.
Dibandingkan dengan Maurizio Sarri, tentu Andrea Pirlo kalah jam terbang. Sarri sudah dari tahun 2003 menjadi pelatih dan lama berlayar di Serie A.
Napoli dan Chelsea, merupakan dua klub besar yang Sarri latih. Ketika melatih Juventus musim lalu, Sarri juga masih bisa menyabet titel Scudetto.
Andrea Pirlo disebut banyak pengamat sepakbola, masih butuh waktu. Juventus adalah tim besar dan punya banyak jadwal kompetisi yang padat.
Pirlo bukanlah penyihir yang mampu membuat semuanya mudah seolah membalikkan telapak tangan. Pirlo memang maestro semasa bermain di lapangan, tapi jadi pelatih tentu beda medan perangnya.
Maka, Juventus harus menerima nasib apesnya. Sebuah perjudian menunjuk Pirlo, yang berakhir kurang memuaskan. dtc