Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tindakan kekerasan oleh aparat di lingkungan Rumah Dinas Gubernur Sumatra Utara (Gubsu) saat menghadapi aksi mahasiswa menunjukkan ketidaklayakan Edy Rahmayadi sebagai pemimpin. Bahkan hal itu sangat membahayakan masyarakat Sumatra Utara (Sumut). Pasalnya mahasiswa hanya berjumlah 10 orang. Mereka menggelar aksi untuk menyampaikan aspirasi agar Gubsu menurunkan harga BBM.
"Selayaknya Edy Rahmayadi mengundang 10 orang mahasiswa tersebut masuk ke rumah dinas untuk berdialog sembari berbuka puasa bersama. Aksi mahasiswa itukan dilakukan menjelang berbuka puasa, bukan malah digebuki. Kasar sekali itu," kritik Wakil ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Aswan Jaya, Sabtu (8/5/2021).
Aswan mengatakan, saat menyerap aspirasi mahasiswa melalui dialog yang hangat tentu akan memberikan penilaian positif dari publik Sumut.
"Kalau dengan cara menggebuki mahasiswa yang demo, tentunya Edy Rahmayadi membuktikan dirinya memang masih kekanak-kanakan, anti kritik, otoriter, arogan dan anti demokrasi, tak layak untuk terus memimpin dan efeknya sangat berbahaya bagi masyarakat Sumut," tegas Aswan
Sebagaimana diberitakan, Jumat sore (7/5/2021) 10 orang mahasiswa mendatangi rumah dinas Gubsu untuk menyampaikan aspirasi mendesak Gubsu agar mencabut Pergubsu No. 1 tahun 2021 yang berakibat naiknya harga BBM di Sumut. Respons aparat di lingkungan rumah dinas Gubsu terhadap mahasiswa tersebut dilakukan dengan cara kekerasan, menendang, memukul dan menahan 6 mahasiswa di Polrestabes Medan. Bahkan seorang wartawan yang sedang meliput pun turut dipukuli oleh aparat.