Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. H+1 Lebaran, masih banyak pabrik kelapa sawit (PKS) yang tutup. Karena itu, petani yang sudah panen 'terpaksa' menjual TBS-nya di bawah harga pasar. Tapi meski ada penekanan, kondisinya tidak separah tahun-tahun sebelumnya.
"Memang harganya masih di bawah Rp 2.000/kg. Harga yang diterima petani dikisaran Rp 1.800 hingga Rp 1.950/kg. Memang masih jauh dari harga penetapan yang sudah di atas Rp 2.500/kg. Tapi harga yang diterima petani ini sudah lebih bagus dari tahun lalu," kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) DPW Sumut, Gus Dalhari Harahap, Jumat (14/5/2021).
Gus mengatakan, petani memang selalu khawatir saat momen Lebaran. Banyaknya PKS yang tutup membuat petani sawit terpaksa menjual TBS-nya dengan harga "pijak kaki". Istilah "pijak kaki" ini mengartikan jika petani akan mendapatkan harga jauh di bawah harga ketentuan atau harga yang sedang berjalan.
Namun tahun ini, petani masih mendapatkan harga yang 'masuk akal'. Karena jika tahun lalu TBS sawit petani hanya dihargai sekitar Rp 700 hingga Rp 800/kg dari harga rata-rata berkisar Rp 2.000-an/kg, tahun ini selisihnya tidak terlalu jauh. Karena itu, petani bisa tetap panen hingga PKS beroperasi normal sepekan ke depan.
"Memang kebanyakan PKS tutupnya hingga H+3 Lebaran. Tapi normalnya biasanya H+7 Lebaran. Tentu diharapkan bisa normal lebih cepat. Karena pekebun selalu yang dirugikan dalam situasi seperti ini. Kalau dijual, masih di bawah harga pasar. Tapi kalau tidak dijual, TBS-nya akan membusuk. Petani pun tidak punya pilihan karena tetap dipanen kalau sudah jatuh tanggal panen atau pusingan," kata Gus.