Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Warga Kota Gunungsitoli, Venny Gan mengaku selama menjadi debitur BRI Cabang Gunungsitoli dirinya merasa dimiskinkan. Dia minta rekening koran tidak pernah dikabulkan. Akibatnya, sampai dilelang asetnya yang menjadi anggunan, ia belum pernah melihat keadaan saldo maupun transaksi dananya di BRI Cabang Gunungsitoli.
"Ini upaya membunuh saya sebagai nasabah", kata Venny Gan dalam keterangan pers kepada wartawan, Kamis (20/5/2021).
Ditemani suaminya, Djoni So, Venny mengungkapkan, semenjak cicilan bunga pinjamannya mulai terhambat akibat usaha penjualannya merosot, 2014 sampai sekarang ia merasa dizholimi pihak BRI Cabang Gunungsitoli.
Venny mengaku, 3 kali menyurati Pimpinan Cabang (Pinca) BRI Gunungsitoli selalu menolak permintaan rekening koran. Alasan Pinca BRI, Mangiring Lumban Gaol, mengatakan, pas diending saja. Sehingga ia pun hampir 7 tahun sampai sekarang belum pernah melihat keadaan uang yang disetor ke rekening maupun berapa yang dipotong BRI Cabang Gunungsitoli.
"Sampai saat ini saya belum tahu apakah sudah lunas pinjaman saya kurang tahu. Sebab rekening koran BRI tidak berikan. Bunga, sisa pinjaman pokok maupun bunga denda saya tidak tahu sama sekali," ungkapnya.
Selain rekening koran, menurut Venny Gan, BRI Cabang Gunungsitoli juga belum memberikan kepadanya surat dokumen perjanjian pinjaman. Termasuk risalah lelang.
Ia mengaku pihak Kanwil BRI sudah menyetujui solusi keringanan berupa penghapusan bunga denda, biaya administrasi, serta penundaan cicilan pokok pinjaman. Malah mereka bilang suratnya diminta ke Pinca Gunungsitoli. Tetapi anehnya, Pinca BRI Gunungsitoli menolak dengan alasan harus ada surat karena pinjaman di atas Rp 1 miliar..
Venny menjelaskan, platfom pinjamannya di BRI Cabang Gunungsitoli ada dua, yakni Rp 400 juta dan yang kedua sekitar Rp 2.177.340.000 miliar.
"Lunas semua yang platfom Rp 400 juta malah sampai lancar sebesar Rp 600 juta. Tetapi (kelebihan) yang Rp 200 juta (digunakan untuk) melunasi sebagian pokok pinjaman di platfom Rp 2.177.340.000 (menjadi sekitar Rp 2.000.397.000). Sampai akhirnya tak mampu menyicil selanjutnya akibat usaha perdagangannya menurun. Bayangkan saya dikenakan bunga sebesar 13 persen per tahun loh," ujar Venny.
Sebagai anggunan ada dua asetnya yang menjadi jaminan, yakni toko berlokasi di Jalan Sirao Gunungsitoli dan sebidang tanah di Miga. Namun, ia merasa ada sesuatu permainan yang sengaja memiskinkan dirinya. Soalnya, sebelum lelang, ada pihak BRI yang berusaha memakelarkan anggunan asetnya sebelum jadwal lelang dimulai Kantor Kekayaan dan Pelayanan Lelang Negara (KKPLN).
Janggalnya, sudah dilelang BRI salah satu anggunannya, ternyata 2 minggu kemudian baru lunas pembayarannya oleh pembeli. Padahal semestinya paling lambat dalam tempo 5 hari.
Selain tidak dikasih BRI risalah lelang kepadanya, anehnya lagi, Venny Gan dipimpong saat proses lelang kedua anggunan lainnya. "Pinca bilang lelang 14 April 2021. Sementara info lelang 8 April. Tetapi dilelang oleh KPKLN 13 April 2021. Itu pun harga di bawah platfom info harga yang semestinya justru harga naik malah ini turun," beber Venny.
Venny Gan berharap Pinca BRI Cabang Gunungsitoli transparan dan menyerahkan rekening koran yang menjadi hak nasabah. Berikan risalah lelang. Sebab kalau tidak, dia mengancam akan melaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta.
"Saya akan menempuh jalur hukum kalau memang tidak ada niat baik. Karena sampai saat ini saya belum tahu apakah sudah lunas pinjaman atau tidak tidak tahu", pungkasnya.
Terkait hal ini, Pimpinan Cabang BRI Gunungsitoli, Mangiring Lumban Gaol yang dikonfirmasi tidak berada di kantornya. Emanuel Nonifati Gulo selaku acounting operation meminta agar jika ada nasabah/debitur yang merasa dirugikan agar yang bersangkutan sendiri datang.