Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga menggelar pelatihan desain dan menjahit di SMK Negeri 1 Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Kegiatannya berlangsung selama dua minggu.
Kepala KPw BI Sibolga, Aswin Kosotali mengatakan, pelatihan ini untuk menggali potensi dan mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada sektor fesyen agar terus maju dan berkembang, terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
“Kegiatan ini juga sebagai komitmen Bank Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia,” kata Aswin Kosotali di acara penutupan di Gedung Serbaguna Sarasi, kantor Bupati Tapsel, Senin (14/6/2021).
Aswin menjelaskan, pelatihan ini berlangsung selama dua minggu dengan peserta sebanyak 20 orang. Pelatihan dibagi dua kelas, yakni kelas desain mode dan menjahit. Para peserta dibimbing oleh Desainer Nasional, Wignyo Rahadi dan Tim.
Selama pelatihan, peserta kelas desain mode dibekali berbagai ilmu dan sejarah serba-serbi dunia fesyen, pengetahuan warna, motif, bahan dan lembar kerja.
Demikian peserta kelas menjahit, juga dibekali ilmu mengenai teori dasar pengembangan model busana, sketsa model, pola dasar kertas dan lainnya.
“Hasilnya, lahirlah 20 rancangan karya terbaik. Kami berharap kegiatan ini memberikan manfaat, sehingga sektor fesyen di Tapanuli Selatan tumbuh dan lebih berkembang,” sebut Aswin.
Menurut Aswin, sektor UMKM sangat potensial. Maka BI tidak akan berhenti di situ saja. Ke depan pihaknya akan melirik UMKM lain di wilayah kerja BI Sibolga yang bisa dikembangkan.
Bupati Tapsel, Doly Putra Pasaribu mengapresiasi Bank Indonesia Sibolga dengan gelaran pelatihan tersebut. Ia berharap pelatihan ini tidak menjadi ajang seremonial semata, tetapi sebagai langkah awal atau batu loncatan untuk berkarya maksimal.
“Teman-teman desainer yang telah mendapat ilmu dari pelatihan ini, tanamkan di hati kalian bahwa sejak hari ini kalian bukan lagi kelas lokal, tetapi menuju Desainer Nasional bahkan internasional mengikuti jejak Pak Wignyo Rahadi,” kata Doly.
Doly juga berharap, suatu saat nanti tenun asal Tapsel tidak sekadar menjadi oleh-oleh khas daerah, tetapi bisa menjadi sebuah industri garmen.
“Saya kira, kualitas tenun Tapsel itu tidak kalah saing dari daerah tenun lainnya yang ada di Sumut,” ucapnya.