Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Munich - Kai Havertz senang karena bisa membuktikan diri usai menjadi pahlawan Chelsea di final Liga Champions. Tapi itu akan percuma jika Havertz gagal di Euro 2020.
Gelandang berusia 22 tahun itu terus-menerus disorot karena belum kunjung 'meledak' usai digaet Chelsea seharga 71 juta paun (Rp 1,4 triliun) pada musim panas lalu. Hanya sembilan gol dan sembilan assist menandai kontribusi Havertz dalam 45 penampilannya di semua kompetisi.
Havertz sadar betul bahwa penampilan dia di musim 2020/21 tidak bagus-bagus amat. Pemain internasional Jerman itu mengaku terbebani oleh ekspektasi.
"Orang-orang berekspektasi kepada Anda untuk menjadi Cristiano Ronaldo yang baru. Tapi itu tidak akan terjadi dengan cepat," kata Havertz kepada Sudeuttsche Zeitung, yang dikutip Mirror.
"Segalanya baru dan aku benar-benar tidak memainkan sepakbola terbaikku pada awalnya. Aku merasakan sebuah tekanan yang sepenuhnya berbeda daripada sebelumnya di Leverkusen."
Meski demikian, Kai Havertz berhasil membungkam kritik setelah mencetak gol penentu kemenangan Chelsea atas Manchester City 1-0 di final Liga Champions. Namun, Havertz enggan jemawa karena menghadapi tantangan lain bersama timnas Jerman di Euro 2020.
Havertz dkk menderita kekalahan 0-1 dari Prancis di laga pertama Grup F Euro 2020. Kemenangan mesti buru-buru diperoleh Jerman untuk lolos ke babak berikutnya, sekaligus terhindar dari eliminasi di fase grup seperti pada Piala Dunia 2018.
"Aku senang karena aku bisa mengakhiri musim dengan gol itu di final Liga Champions. Gol itu penting untuk sejarah klub, tapi juga penting buatku untuk melakukannya dengan sangat baik secara pribadi."
"Tentu saja titel itu memberiku dorongan dan kepercayaan diri yang besar, tapi tidak ada gunanya merasa menjadi pemenang Liga Champions kalau Anda mengacaukan Piala Eropa setelahnya," pungkas Kai Havertz. dtc