Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Pasca dilantik oleh Gubernur Sumut pada 10 Juni 2021, Bupati Nias, Ya'atulo Gulo hingga kini belum menetapkan program 100 hari kerja. Padahal, dibutuhkan program prioritas untuk segera dilakukan guna mengangkat derajat ekonomi masyarakat di kabupaten yang ditetapkan sebagai salah satu daerah tertinggal tersebut.
"Tetapi setidaknya yang bisa dilakukan perbaikan pelayanan publik dalam waktu 100 hari. Di antaranya perbaikan pelayanan di Dinas Dukcapil dan Rumah Sakit Umum Daerah dr Thomsen," kata Ya'atulo kepada wartawan usai serah terima jabatan Bupati dan Wakil Bupati Nias dirangkai dengan penyampaian sambutan perdana bupati baru, dalam rapat paripurna DPRD Nias, Selasa (15/6/2021)
Ada sejumlah alasan mengapa Ya'atulo hingga kini belum menetapkan program 100 hari kerja, di antaranya sebagai bupati baru, dalam 6 bulan ke depan Ia hanya menjalankan program-program yang sudah direncanakan oleh bupati sebelumnya.
"Sebab kita tahu bahwa ini kita masuk di tengah-tengah periode. Jadi nggak ada sebenarnya program kerja 100 hari kerja pertama. Sebab 100 hari saja dengan 110 desa dan 10 kecamatan belum tentu bisa kita keliling dalam waktu 100 hari kerja," imbuhnya.
Menurut Ya'atulo, Kabupaten Nias sebagai salah satu daerah tertinggal di Indonesia yang ditetapkan berdasarkan indikator oleh pemerintah pusat. Diakuinya sebagai pekerjaan rumah untuk mencari terobosan pembangunan ke pemerintah pusat yang menetapkannya sebagai daerah tertinggal. "Sowan karena kalian yang menetapkan", kata dia.
Ia menjelaskan, sebanyak 27 indikator dalam menetapkan daerah tertinggal tersebut. Di antaranya aksesbilitas, mobilitas manusia. Termasuk pendapatan perkapita, angka harapan hidup dan fasilitas infrastruktur pedesaan. "Ini yang harus dibenahi. Tapi bagi kami itu tak mungkin dalam sekejap semua bisa selesai," terang Ya'atulo.