Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Menjelang tahun ajaran baru T/A 2021-2022, terjadi penurunan permintaan komoditas hortikultura di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Hal ini diduga berkaitan erat dengan persiapan kebutuhan masuk sekolah peserta didik pada Juli 2021.
“Terjadi penurunan permintaan pengiriman barang 20-30 persen dari sebelumnya. Biasa 2,5 ton per hari, kini hanya maksimal 2 ton. Kondisi ini biasanya sampai minggu ke dua atau ke 3 awal masuk tahun ajaran baru,” ujar pelaku pasar, Jhon Veter, kepada medanbisnisdaily.com di Pajak Roga Berastagi, Senin (21/6/2021 sore.
Menurut ayah dua anak yang seharinya mengirim komoditas hortikultura ke Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi NAD itu, sudah merupakan hal yang lumrah setiap tahunnya terjadi penurunan daya beli di tengah masyarakat jelang masuk ajaran baru.
"Ibu-ibu rumah tangga umumnya lebih memprioritaskan kebutuhan sekolah. Walau dalam masa pandemi COVID-19 ini sekolah tatap muka banyak yang belum diterapkan. Tetapi pakaian, sepatu, buku, serta kebutuhan lainnya pastinya disiapkan. Apalagi yang masuk di jenjang baru, SD, SMP, atau SMA sederajat. Faktor inilah yang mempengaruhi penurunan permintaan pasar setiap tahunnya”, ujar Jhon Veter.
Hal senada disampaikan pelaku pasar lainnya, Supriadi Ginting. Pria yang menyuplai sejumlah jenis sayur-mayur ke Kota Langsa, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini juga mengalami penurunan order dari rekanan. Permintaan 1,5 ton perhari sebelumnya, kini hanya berada di rentang 800 kg-1 ton per hari selama sepekan belakangan.
“Bukan hanya penurunan permintaan pengriman sayur-mayur ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam saja. Ke Provinsi Riau juga demikian. Bahkan pengiriman lokal Sumut juga terimbas. Seperti ke Medan, Binjai, Tebing Tinggi, Kirasan, Rantau Prapat, Brandan, Pangkalan Susu, dan kota besar lainnya juga demikian," papar Supriadi Ginting.