Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan rasa dukanya yang mendalam atas kepergian advokat kondang Muhammad Assegaf, yang wafat hari ini di Jakarta. Yusril yang juga seorang advokat mengatakan Assegaf merupakan guru baginya.
Kabar wafatnya Assegaf, disebutkan Yusril diketahuinya dari rekannya Syamsul Rakan Chaniago dan Maqdir Ismail. Kabar duka ini diakui Yusril membuat ia merasa amat kehilangan.
"Saya banyak belajar dengannya bagaimana menjadi advokat yang baik. Saya sangguh kehilangan dengan wafatnya beliau," kata Yusril melalui keterangan tertulis yang diterima medanbisnisdaily.com, Selasa (22/6/2921).
Yusril mengatakan Assegaf merupakan sosok yang gigih memperjuangkan penegakan hukum. Itu dilakukannya ketika mulai bergabung dengan LBH pada tahun 70-an, hingga kini di akhir hayatnya.
Selain sebagai senior maupun sebagai panutannya, Yusril mengatakan dirinya mempunyai kedekatan personal dengan Assegaf. Dia menyebut kalau dirinya biasa memanggil Assegaf dengan sebutan Ami (paman).
"Ami (paman) begitu biasa saya memanggil almarhum," ucapnya.
Yusril menyebut pertemuan terakhirnya dengan Assegaf terjadi beberapa pekan sebelum adanya pandemi Covid - 19. Namun meski begitu komunikasi melalui telepon dan pesan pendek terus dilakukan.
"Terakhir komunikasi 6 Juni lalu melalui WA," katanya.
Mantan Menteri Sekretaris Negara di era pemerintahan pertama Presiden SBY ini mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan Assegaf. Dia juga meminta agar dimaafkan segala kesalahannya, semasa hidupnya.
"Saya menjadi saksi, almarhum Mohammad Assegaf adalah orang baik hati dan pemaaf. Semoga Allah SWT menerima amal kebajikan beliau dan mengampuni segala kesalahannya," kata Yusril.
Muhammad Assegaf, advokat senior yang pernah membela mantan Presiden Suharto, meninggal dunia hari ini, Selasa (22/6/2021) di Jakarta. Menurut Yusril Ihza Mahendra, jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Kalibata Utata II No 40, Jakarta Selatan. Jenazah rencananya akan dimakamkan di Pemakaman Keluarga Habib Jindan, Cileduk, Jakarta Selatan.
Semasa hidupnya, Assegaf memilih untuk membela kliennya tanpa pandang bulu, salah satunya Presiden RI ke-2 Soeharto setelah ia lengser. Padahal, saat Soeharto masih hidup, Assegaf termasuk orang yang suka mengkritik presiden yang menjabat selama 32 tahun itu.
Selain itu Assegaf juga tercatat pernah membela Habib Rizieq Shihab dan Pollycarpus dalam kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. Dilansir dari detik.com, Assegaf menyebut dirinya tidak melihat latar belakang perkara yang akan ditanganinya, karena itu merupakan kewajibannya.
"Itulah profesi saya. Saya pernah membela PKI, kasus perceraian, korupsi,saya juga membela terdakwa Pollycarpus, bahkan Soeharto," ujar Assegaf.