Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. Beberapa titik ruas jalan, di Rantauprapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut), dijadikan masyarakat sebagai tempat penumpukan sampah. Salah satunya bahkan berada di tengah kota dan hanya berjarak 100 meter dari rumah dinas Sekretaris Daerah (Sekda) Labuhanbatu.
Beberapa tempat penumpukan sampah tersebut, antara lain berada di Jalan Agus Salim (dekat rumah Sekda), Jalan Imam Bonjol, Jalan Menara, Jalan Adam Malik, Jalan Janji dan masih banyak lainnya. Selain dipinggir jalan, tumpukan juga kerap ditemui di belakang Pasar Glugur.
Seorang warga Jalan Agus Salim bernama Doni (37), yang rumahnya di sekitar rumah dinas Sekda, mengatakan tumpukan sampah tersebut, terjadi sejak sekitar 3 bulan yang lalu. Penyebabnya, disebut Doni, karena keberadaan gerobak sampah yang diletakkan petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Labuhanbatu.
"Dulu gak ada orang buang sampah disitu. Setelah ada gerobak itunya, baru orang mulai buang sampah disitu. Entah dari mana-mana datangnya," kata Doni kepada medanbisnisdaily.com, Kamis, (24/6/2021).
Doni mengatakan di lingkungan mereka sebenarnya ada petugas sampah keliling, yang setiap hari mengangkut sampah rumah tangga masyarakat. Tarif nya sekitar Rp 25-30 Ribu per kepala keluarga.
Saat mengutip sampah warga tersebut, petugas biasanya menggunakan gerobak dorong ataupun gerobak bermotor. Kemudian sampah yang sudah mereka kumpulkan, selanjutnya akan diangkut oleh truk pengangkut sampah.
Para petugas ini akan berkumpul di satu titik sebagai tempat transit truk sampah. Namun sayangnya tempat transit ini sering dijadikan pengangkut sampah sebagai tempat parkir gerobak dorongnya. Nah keberadaan gerobak ini, akhirnya memicu masyarakat untuk menumpuk (membuang) sampah disitu.
Keadaan serupa juga terjadi di Jalan Imam Bonjol. Meski tak ada gerobak sampah yang ditinggalkan disitu, namun tempat yang biasa dijadikan petugas sampah sebagai tempat transit dijadikan warga sebagai tempat penumpukan (pembuangan) sampah.
Andi (43) seorang warga sekitar mengatakan sampah-sampah tersebut memang akan selalu diangkut oleh truk sampah. Namun intensitas tidak terjadi setiap hari.
"Kadang datangnya 2 hari sekali, kadang 3 hari. Enggak tentulah bang," katanya menjawab pertanyaan wartawan.
Saat dikonfirmasi ke Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu, hanya Kadis Kominfo Rajid Yuliawan yang bersedia berkomentar. Rajid mengakui bahwa hal ini (penumpukan sampah), memang sedang terjadi di banyak tempat. Bahkan disekitar kediamannya pun, disebutnya terdapat tumpukan sampah.
"Di perumahan tempat saya tinggal juga terjadi itu (tumpukan sampah), tapi saya belum tahu penyebab pastinya," kata Rajid.
Menurut Rajid salah satu kendala yang sedang dihadapi DLH, ialah banyaknya truk sampah mereka yang dalam kondisi tidak prima. Dia menduga hal tersebut menyebabkan pengangkutan sampah tidak bisa dilakukan secara maksimal.
Sementara Kepala DLH Labuhanbatu, Nasrullah, tidak bersedia menjawab konfirmasi yang dilakukan. Panggilan telepon maupun pertanyaan tertulis diacuhkan oleh Nasrullah.
Begitu juga dengan penanggung jawab masalah persampahan yang saat ini diemban oleh Kepala Seksi Limbah DLH Labuhanbatu, Nani Khairani Harahap, yang memilih bungkam. Termasuk Sekda Labuhanbatu, Muhammad Yusuf Siagian, juga memilih bungkam dan menolak menjawab pertanyaan yang diajukan.