Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Digitalisasi pertanian dinilai efisien sebagai penyeimbang, khususnya dalam jual beli produk pertanian sehingga bisa menjaga inflasi. Ini juga merupakan solusi alternatif atas penyelesaian masalah struktural yang terjadi di sektor pertanian. Apalagi permintaan produk pertanian selalu meningkat.
Di Sumatra Utara (Sumut) sendiri, hingga kini pola pertanian masih konservatif. Padahal sekarang usia petani semakin tua dan anak-anak petani tidak mau mengikuti profesi orangtuanya.
"Makanya sudah harus melakukan digitalisasi pertanian. Pertanian sekarang hingga masa yang akan datang sangat penting. Melalui digitalisasi pertanian banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat utama adalah kelembagaan petani yang kuat. Karena akan ada aksesibilitas terhadap kebutuhan input produksi, peningkatan kapasitas hasil produksi dan akses pasar," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Soekowardojo, Selasa (29/6/2021).
Sesuai arahan Rakornas TPID Sumut, digitalisasi pertanian merupakan solusi alternatif atas penyelesaian masalah struktural yang terjadi di sektor pertanian. Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah kabupaten/kota, untuk mendorong para pelaku sektor pertanian dalam memanfaatkan teknologi pertanian.
Soeko, sapaan akrab Soekowardojo, mengatakan, sekarang beberapa pelaku usaha platform digital telah mulai melakukan kerja sama dengan pelaku usaha pertanian di beberapa daerah. Secara umum, terdapat beberapa model kerja sama. Antara lain pengembangan produksi hulu dengan menggunakan IOT, maupun peningkatan akses pasar bagi petani di hilir.
Peluang pengembangan digitalisasi sisi hilir juga semakin luas seiring berkembangnya platform digital lokal di berbagai daerah dan dukungan pemerintah setempat dalam pengembangannya. Pemanfaatan platform lokal, kata Soeko, efisien diterapkan. "Itu sejalan dengan terjangkaunya biaya distribusi dibandingkan dengan platform luar daerah. Manfaat akan terasa oleh petani dari sisi harga, lantaran mata rantai yang lebih pendek," katanya.
Berdasarkan Materi Reksa Sumatra beberapa provinsi di Sumatra telah membuat platform pertanian. Diantaranya Acehsale.id (Aceh), Warung Segar (Riau), Sangkek.id (Jambi), Pasars Mama (Kepri), Emart (Babel), Pasar DHD (Sumsel), Pasarpedia (Lampung), Berijo (Bengkulu), Bajojo.id (Sumbar). Ada juga dari Sumut yakni Arteri.