Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Hari ini, 1 Juli 2021,Kota Medan memperingati hari jadinya yang ke-431. Tak ada kemeriahan, lomba apalagi pesta kembang api diiringi pertunjukan musik. Ini adalah tahun kedua HUT Kota Medan diperingati dalam suasana pembatasan di sana sini akibat pandemi Covid-19 yang masih merajalela bahkan kian mengkhawatirkan dengan munculnya varian-varian baru.
Sejak virus ini masuk ke Indonesia dan Kota Medan telah berbagai skema pencegahan yang diberlakukan untuk memutus mata rantai peredaran virus corona. Di masa kepemimpinan Plt Wali Kota Akhyar Nasution, Kota Medan dalam beberapa bulan nyaris berstatus "lockdown". Plaza, hotel, tempat-tempat hiburan, gedung pertemuan/tempat pesta, kolam renang dan pusat keramaian ditutup. Bahkan, sejumlah ruas jalan strategis juga di-lockdown.
Akhyar juga mengeluarkan surat edaran menutup kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka dan menggantikan dengan sistem daring di semua tingkatan SD hingga perguruan tinggi. ASN dan tenaga honor di kantor-kantor pemerintahan maupun swasta melakukan work from home (WFH). Karantina wilayah dan adaptasi kebiasaan baru diberlakukan. Pemko pun saat itu meluncurkan bantuan sembako bagi warga kota.
Di era kepemimpinan Bobby-Aulia yang menjadi pemenang Pilkada 2020, berbagai pembatasan masih berlanjut. Meski sejumlah pembatasan mulai dikendorkan seiring mulai melandainya jumlah pasien baru covid di awal 2021.
BACA JUGA: Kritik, Hoaks dan Buzzer
ASN tak lagi WFH, mall dan perkantoran serta pusat bisnis kembali dibuka dengan penerapan 3 M. Bahkan sekolah tatap muka telah diwacanakan mulai dibuka Juli 2021, berhubung sempat turunnya penderita covid hingga Medan keluar dari zona merah.
Namun kehidupan normal dan sekolah tatap muka sepertinya batal berjalan menyusul munculnya varian baru covid 19 Virus Delta yang sangat cepat menular sehingga penderita Covid-19 melonjak tajam di Indonesia.
Meski tak separah P Jawa dan Bali, namun lonjakan penderita covid 19 juga terjadi di Kota Medan. Kerja keras Pemko Medan dan lintas sektoral dalam melakukan vaksinasi ternyata belum cukup ampuh menahan lonjakan pasien baru.
Tingkat hunian RS pun penuh, begitu juga Puskesmas kewalahan menampung pasien hingga sejumlah warga yang terpapar virus corona terpaksa isolasi mandiri di rumah, tanpa pendampingan tenaga medis yang sudah kewalahan bertugas di RS.
"Madan" dan Guru Patimpus
Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Ia adalah seorang pengembara dari Tanah Karo yang memiliki keistimewaan dan kecakapan menyembuhkan penyakit.
Karena kemampuan mengobati itulah, Guru Patimpus juga digelaru sebagai tabib. Karena cukup manjur dalam mengobati warga, maka dimana pun Guru Patimpus singgah dan menetap maka di situ muncul perkampungan.
Demikianlah keberadaan Guru Patimpus hingga kemudian sampailah ia di satu tempat di Tanah Deli. Kemampuan dan kemanjurannya mengobati penyakit cepat tersebar.
Warga pun satu per satu mendekat dan ikut menetap tinggal di tempat Guru Patimpus berdiam karena merasa nyaman ada tabib penyembuh.
Lama kelamaan jumlah penduduknya bertambah dan menjadi sebuah perkampungan kecil dinamakan "Madan" yang artinya sembuh, kemudian dinamakan Medan.
Beranjak dari sejarah berdirinya Kota Medan yang dibuka oleh seorang tabib bernama Guru Patimpus, maka peringatan HUT 431 Kota Medan bisa menjadi momentum bagi warga kota untuk "madan", sembuh atau terhindar dari virus covid.
Spirit Guru Patimpus dengan kecakapan yang dimilikinya untuk menyembuhkan penyakit di masa itu tentu dibarengi dengan disiplin serta mandiri untuk hidup bersih dan sehat.
Banyak yang "madan" alias sembuh atau terhindar dari wabah penyakit tentu karena warga mengikuti anjurannya mengkonsumsi ramuan tradisional, seperti temulawak, jahe, kencur dan sebagainya yang sesungguhnya bisa menaikkan imun tubuh.
Maka ketika RS penuh, tenaga medis kurang, dan obat serta vaksin belum bisa menyentuh seluruh warga kota maka spirit "madan" Guru Patimpus kita kedepankan.
Jadikan keluarga dan rumah tangga kita sebagai kampung madan, masing-masing kita menjadi garda terdepan menjaga imun tubuh dengan mengonsumsi ramuan tradisional, sayur dan buah.
Menjalankan pola hidup sehat, tidur yang cukup tidak merokok dan berjemur serta rutin berolah raga.
Pemerintah kita sudah sangat kewalahan menghadapi kesulitan anggaran akibat pandemi ini. Dokter dan paramedis pun sudah tak mampu mengimbangi jumlah pasien tang dirawat.
Maka jadikan keluarga dan rumah tangga kita sebagai bagian dari kampung madan, sehingga secara mandiri kita bisa sembuh dan terhindar dari virus corona maupun varian barunya.
Dirgahayu 431 tahun Kota Madan!
====
Penulis pemerhati sosial/kader Partai Demokrat.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]