Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbidnisdaily.com-Dairi. Masyarakat lingkar tambang PT DPM (Dairi Prima Mineral) menggelar doa bersama di halaman gereja HKBP Sikem Sopo Komil, Desa Longkotan, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi. Acara Doa bersama yang mengambil tema “Jangan jadikan rumah ibadah menjadi tempat limbah” dipimpin Diakones Santun Sinaga dari Yayasan Diakoni Pelangi Kasih (YDPK).
Rohani Manalu selaku koordinator Advokasi mengatakan, doa bersama yang dilaksanakan beberapa hari yang lalu, muncul atas inisiasi dari masyarakat yang khawatir/resah akan potensi bahaya limbah beracun yang akan dibangun oleh PT DPM di dekat lokasi gereja HKBP Sikem.
"Ini sebagai wujud solidaritas atas keputusan Ephorus HKBP yang menolak relokasi rumah ibadah yang akan dijadikan bendungan limbah tambang (Tailing) oleh PT DPM," kata Rohani kepada wartawan, Kamis (8/7/2021).
Menurutnya, Ephorus HKBP sebelumnya sudah mengeluarkan surat No.40/004/II/2012 tahun 2012 yang silam, intinya tidak memberikan izin atas rencana tukar guling Gereja HKBP Sikem tersebut. Namun, pihak PT DPM mengabaikan surat ini, karena di dalam Dokumen adendum ANDAL, RKPL, RPL Tipe A tahun 2019 dan tahun 2021 ada tertuang bahwa untuk kepentingan pembangunan bendungan limbah PT DPM akan merelokasi Gereja HKBP Sikem Sopo Komil.
Pada, 9 Juni 2021 Ompui Ephorus HKBP Pdt Dr Robin Butar-butar kembali mengeluarkan surat No 1003/L15/VI/2021 tentang penolakan rencana relokasi gereja HKBP Sikhem Sopokomil untuk pembangunan bendungan limbah. Sikap Ephorus HKBP melalui surat penolakan menjadi kabar baik dan mendapatkan dukungan dari banyak pihak termasuk dari masyarakat terdampak yang berada di hilir.
"Keputusan Ephorus HKBP mencerminkan keperdulian atas keselamatan seluruh umat, bukan hanya di desa Longkotan tapi juga di desa-desa yang berada hilir bahkan sampai ke arah laut Aceh," sebutnya.
Dengan adanya bendungan limbah dikhawatirkan akan membawa bencana, karena menurut kajian ahli keselamatan bendungan limbah Dr Richard Meehan lokasi bendungan limbah terbentuk dari struktur tanah yang tidak stabil-atau terbentuk dari abu vulkanik toba atau toba Tuff, berada di hulu desa dengan curah hujan yang tinggi.
Selain itu dekat dengan pemukiman dan perladangan masyarakat. Dairi juga rawan gempa, longsor dan banjir, sehingga Richard menyimpulkan pembangunan lokasi bendungan limbah tidak layak dan menimbulkan ancaman terhadap keselamatan masyarakat. Ditambah lagi kebijakan pembangunan bendungan limbah yang tidak mempertimbangkan kerentanan dan aspek kebencanaan.
"Ini mempertaruhkan keselamatan ratusan ribu jiwa penduduk Dairi, serta berpotensi besar menggusur lahan-lahan pertanian produktif, sumber air, sungai dan kawasan hutan yang semuanya sumber perekonomian utama masyarakat Dairi," ujarnya.
Ditambahkannya, refleksi dan doa bersama yang dilaksanakan untuk mengajak semua peserta untuk menyerahkan kekhawatiran kepada Tuhan. Kekhawatiran akan keterancaman kehidupan dari potensi kehancuran dan jebolnya bendungan limbah PT DPM, yang kedepannya akan berdampak atas sumber mata pencaharian masyarakat petani.
"Kekhawatiran tersebut, selama ini sudah selalu kita suarakan kepada para pengambil kebijakan, khususnya pemerintah," ungkapnya.
Diakhir acara dituturkan Rohani, semua yang hadir melantunkan lagu-lagu pujian kepada Tuhan yang diikuti dengan isak tangis. Gedung HKBP Sikem menjadi saksi dari isak tangis yang meluapkan isi hati dari mereka yang tidak menghendaki kebijakan pemerintah yang akan membangun tempat limbah yang bisa berpotensi menjadi sumber pencemaran yang akan berdampak atas kehidupan. Lokasi bendungan limbah selama ini menjadi sumber berkat, sumber kehidupan, tanah yang menghasilkan kopi, jagung, manggis, durian, pinang coklat dan lain-lain.
Acara ditutup dengan doa yang dibawakan oleh opung, Gideon Sitorus, yang mana dalam doanya dia memohon belas kasihan dari Tuhan, agar pemerintah tidak memberikan izin lingkungan.