Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sukabumi - Gelombang setinggi 6 meter menerjang kawasan pesisir di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. BMKG menyebut hal itu terjadi karena sirkulasi udara di Samudera Hindia barat.
BMKG juga memberikan saran keselamatan untuk warga dan nelayan yang tinggal di kawasan tersebut. Diketahui warga di Kampung Cipatuguran terpaksa mengungsi karena dahsyatnya terjangan gelombang pagi tadi.
"Terdapat sirkulasi udara di Samudra Hindia Barat Kep. Mentawai. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Tenggara- Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-35 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Karimata, Laut Natuna, Perairan Anambas-Natuna, Laut Natuna Utara dan Laut Arafuru," ujar Staf Observatori BMKG Bandung Wilayah Palabuhanratu Andy Rachmadan kepada detikcom melalui aplikasi perpesanan, Rabu (14/7/2021).
Andy meminta warga yang berada di sekitar persisir dan nelayan untuk memperhatikan risiko tinggi keselamatan pelayaran di tengah gelombang tinggi yang disebut Andi sesuai dengan prediksi BMKG setinggi 6 meter.
"Harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, perahu nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m)," ucap Andi.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujarnya. (dtc)