Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tebing Tinggi. Rumah adat melayu dan kerajinan tenun songket adalah bagian budaya yang sejak dulu sudah ada di Kota Tebing Tinggi. Hanya saja dikarenakan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi yang cukup cepat membuat budaya tersebut terlupakan oleh masyarakat Kota Tebing Tinggi.
Melalui kegiatan peresmian rumah adat Melayu dan pembukaan pelatihan tenun kain songket, Pemko Tebing Tinggi menginginkan masyarakat Tebing Tinggi agar tidak melupakan budaya yang pernah ada di Kota Tebing Tinggi.
Hal itu disampaikan Wali Kota Tebing Tinggi H Zunaidi Hasibuan, Kamis (15/7/2021), saat meresmikan rumah adat Melayu sekaligus pembukaan pelatihan menenun kain songket di Rumah Adat Melayu, Jalan Badak Kelurahan Bandar Utama.
"Kami teringat kalau yang kita kerjakan saat ini, meneruskan pekerjaan yang sudah ada, yang sempat hilang, yang harus kita bangkitkan untuk Kota Tebing Tinggi. Sejalan dengan itu, kita ingin agar budaya tak kita tinggalkan dan lupakan," jelas Wali Kota.
Ditambahkan Wali Kota, agar rumah adat Melayu dan kerajinan tenun songket dapat menjadi ikon baru Kota Tebing Tinggi, dimana nantinya hal tersebut dapat menarik wisatawan.
"Kita tampilkan kebersihan, senyuman dan kekhasan kita, jadikan ini sebagai icon Kota Tebing Tinggi dan salah satu tujuan kota wisata. Inovasi kreatifitas bisa tumbuh dan berlanjut. Terimakasih kepada warga sekitar, mudah-mudahan mendukung kegiatan budaya kita dan investasi lain akan terus tumbuh di Kota Tebing Tinggi," harap Wali Kota.
Sementara itu, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Idham Khalid selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan rangkaian hari jadi Kota Tebing Tinggi ke 104 tahun, dimana hal tersebut untuk menjelaskan kembali identitas Kota Tebing Tinggi.
"Acara dalam rangka hari jadi Kota Tebing Tinggi ke 104 yang berhubungan dengan kebudayaan, menjelaskan kembali identitas Kota Tebing Tinggi, bahwa Kerajaan Negeri Padang ada disini," ujar Idham Khalid.
Sedangkan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Hasyimiyah H Habibi Mardika Putra yang juga cucu pemilik rumah adat Melayu (Ahli Waris) menyampaikan bahwa produk kain tenun yang dihasilkan memiliki corak dari Melayu Tebing Tinggi, sehingga ada pembeda dengan songket lain.
Pada kegiatan tersebut, Pemko Tebing Tinggi memberikan bentuk dukungan melalui kebudayaan, berupa hibah alat tenun 2 buah dan pelatihan untuk 10 orang masyarakat selama 20 hari sampai bisa dan terampil untuk membuat tenun kain songket.
Acara yang tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19 itu diakhiri dengan penandatangan prasasti pemugaran rumah adat, pemotongan pita serta menyaksikan peserta pelatihan menenun kain songket.
Turut dihadiri Kadis Kominfo Dedi Parulian Siagian, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Idham Khalid, Kadis Perhubungan Manahan Guntur Harahap, Kadis Perdagangan Gul Bakhri Siregar, para tokoh adat, tokoh masyarakat, Camat, Lurah serta Kepling di Kecamatan Tebing Tinggi Kota.