Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Liverpool. Liverpool harus menelan pil pahit dengan dicabutnya status Warisan Dunia UNESCO. Salah satu penyebabnya, rencana pembangunan stadion baru, markas Everton.
Diberitakan CNN, Jumat (23/7/2021) pencabutan Warisan Dunia UNESCO oleh Komite Warisan Dunia UNESCO dari Liverpool itu dilakukan dalam sidang di Fuzhou, China. Liverpool pertama kali ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO pada 2004 dan masuk dalam daftar terancam punah sejak 2012.
Selain Liverpool, ada 53 destinasi lain dalam daftar Warisan Dunia UNESCO dalam Bahaya. Artinya, destinasi itu masuk dalam pantauan UNESCO karena kondisinya dipertanyakan apakah layak menjadi Warisan Dunia.
Nah, UNESCO mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa Liverpool dihapus dari daftar karena sudah kehilangan atribut yang menyampaikan nilai universal yang luar biasa dari properti di kota itu.
Salah satu penyebabnya adalah pengembangan Liverpool Waters yang dibangun di dermaga di Liverpool. Kemudian, proposal pembangunan mulai dari apartemen, kantor, toko, hingga hotel di dermaga lawas itu menambah faktor hilangnya keaslian Liverpool.
Di sisi lain, warga setempat beranggapan pembangunan di area pelabuhan itu merupakan proyek penting untuk menyediakan lapangan pekerjaan.
Selain itu, rencana stadion baru markas Everton di dermaga Bramley-Moore menjadi alasannya.
Joanne Anderson, wali kota Liverpool, sangat kecewa dengan keputusan tersebut. Dia mengklaim bahwa UNESCO belum sepenuhnya mengevaluasi kota yang dipimpinnya itu.
"Situs Warisan Dunia kami tidak pernah dalam kondisi yang lebih baik setelah diuntungkan dari ratusan juta pound sterling investasi di lusinan bangunan yang terdaftar dan ranah publik," kata Anderson.
"Kami akan bekerja keras untuk mengecek apakah kami dapat mengajukan banding. Apapun yang terjadi, Liverpool akan selalu menjadi kota Warisan Dunia. Kami memiliki tepi laut yang menakjubkan dan warisan yang dibangun luar biasa yang membuat iri kota-kota lain," dia menegaskan.
"Komitmen kami untuk memelihara dan meningkatkan bangunan kami tetap berdiri kokoh seperti sebelumnya akan beriringan dengan upaya kami untuk menarik pengunjung untuk liburan, ritel, dan acara apapun," ujar dia lagi.
"Saya tidak bisa mengerti cara UNESCO lebih melihat Bramley Moore Dock tetap menjadi gurun terlantar, daripada memberikan kontribusi positif bagi masa depan kota dan penduduknya," dia menambahkan.
UNESCO mencatat membuat kunjungan terakhir di Liverpool pada 2015. Kemudian, Isabelle Anatole Gabrielle, kepala area Eropa dan Amerika Utara dari Pusat Warisan Dunia, berkunjung pada 2017. Liverpool bersikeras bahwa tak satu pun dari kunjungan UNESCO itu merupakan kunjungan serius.
Liverpool menjadi Situs Warisan Dunia ketiga yang dihapus dari daftar, setelah Lembah Elbe di Dresden, Jerman, dan Suaka Oryz Arab di Oman.
"Setiap penghapusan dari Daftar Warisan Dunia UNESCO merupakan kerugian bagi komunitas internasional dan nilai-nilai dan komitmen bersama secara internasional di bawah Konvensi Warisan Dunia," kata UNESCO dalam sebuah pernyataan.
Panitia akan mengevaluasi ikon global seperti Venesia dan Great Barrier Reef di Australia soal ditempatkan dalam daftar Dalam Bahaya.(dtt)