Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Wakil Bupati Samosir, Martua Sitanggang menyatakan, objek wisata yang ditutup di Samosir hanya apabila menimbulkan lonjakan penyebaran Covid 19 seperti halnya objek wisata Sibea Bea yang jumlah pengunjung sangat tinggi.
"Objek wisata si Bea Bea kami tutup, sebab berdasarkan laporan gugus tugas, pengunjung disana sangat tinggi dan takutnya penyebaran Covid 19," kata Martua kepada Medanbisnisdaily, Kamis(12/8/2021) di kantor Bupati Samosir didampingi Staf Khusus yang juga mantan bupati Samosir, Mangindar Simbolon
Ia menegaskan untuk objek wisata di Samosir bisa tetap dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat dan melakukan pembatasan jumlah kunjungan di objek wisata.
"Untuk objek wisata bisa tetap dibuka, apalagi kita daerah pariwisata, jika sudah memenuhi syarat kunjungan seperti, sudah vaksin, ya boleh objek wisata bisa tetap buka, tapi sekali lagi harus dibatasi, misalnya daya tampung 1.000 pengunjung, dibatasi hanya 250 orang saja," tambah Martua.
Hal yang sama disampaikan Staf Khusus yang juga mantan Bupati Samosir, Mangindar Simbolon menerangkan, bagi para pengunjung yang datang harus memenuhi syarat kunjungan dan bagi objek wisata yang terus buka harus mengetatkan protokol kesehatan, sebab Pemerintah Kabupaten Samosir saat ini fokus untuk terus berusaha menekan jumlah penyebaran Covid 19 di Samosir.
Sebelumnya, pelaku pariwisata Indonesia yang ada di Kabupaten Samosir meminta pemerintah daerah tidak memperpanjang instruksi penutupan objek wisata yang di Kabupaten Samosir karena dinilai diskriminatif dan tidak berkeadilan.
"Kami telah sepakat dalam pertemuan dengan seluruh pelaku wisata di Samosir, memgusulkan kepada bupati supaya objek wisata kembali dibuka dengan menerapkan peningkatan protokol kesehatan yang ketat khususnya dengan pembatasan jumlah daya tampung," ujar Koslin Sinaga kepada wartawan, Jumat (6/8/2021).
Didampingi puluhan pelaku wisata, seperti Daniel L. Manik dari Pramuwisata Samosir, Roy Simanjuntak dari hotel Prima Hotel, Adi Situngkir dari Marina Hotel, Aris Manurung dari komunitas Tuktuk Bersatu dan Uci Manurung dari Romlan Guest House telah bersepakat mendukung pemberantasan penyebaran Covid 19 di daerah ini dengan protokol kesehatan yang ketat bukan dengan penutupan atau penyekatan penyekatan ke objek wisata. Pasalnya, Kabupaten Samosir tidak masuk dalam zona kabupaten darurat seperti Jawa dan Pulau Bali.
"Harapan kita semoga pandemic ini cepat musnah dan berlalu dari bumi Indonesia. Namun, harapan kami para pelaku pariwisata Samosir hendaklah kiranya setiap kibijakan itu konsisten, konsekuen dan berkeadilan," tambah Uci Manurung.
Konsisten ditambahkan Uci jika penjagaan dan pemeriksaan di setiap pintu gerbang masuk ke Samosir diberlakukan sama pada setiap gerbang masuk bukan hanya pada siang dan sore hari, lalu pada malam dan pagi pagi terbiarkan tidak dijaga dengan baik.
Konsekwen diakuinya juga yakni pemeriksaan, dan penerapan instruksi bupati semestinya berlaku pada semua orang dan pihak. Tidak pilih bulu sehingga apabila ada telepon kepada petugas dari seseorang, atau karena keluarga petugas atau karena keluarga aparat dan pejabat lalu bisa lewat tanpa kelengkapan sebagaimana mestinya.
"Satu lagi harapan kami harus berkeadilan dan jangan diskriminatif. Kalau tujuannya adalah untuk menghindari kerumunan, maka seyogianya semua tempat kagiatan atau tempat usaha yang potensial menimbulkan kerumunan di berlakukan sama, dibatasi kapasitas pengunjungnya atau ditutup saja jangan hanya objek wisata yang harus di tutup yang berakibat hotel tutup, usaha angkutan sepi, karena dan tidak ada pengunjung, padahal penerapan Prokes di objek wisata dan hotel pasti lebih konsisten dibanding usaha yang lain," tambah Uci.
Ketua DPRD Samosir, Saut Tamba memahami kondisi para pelaku wisata yang ada di Samosir akibat dari penutupan objek objek wisata. Ia juga meminta pemerintah daerah diminta untuk lebih fokus dalam peningkatan protokol kesehatan saja.
"Peningkatan Prokes yang ketat dan serius, sehingga masyarakat semakin sadar dan pemerintah harus berusaha mengurangi kecemasan demi kecemasan di tengah masyarakat," tegas Saut.