Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Nama Fathah Dien Akbar, mungkin tidak asing di kalangan narapidana yang ada di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II Kabanjahe. Apalagi sosoknya menjabat sebagai Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (KPR) Kabanjahe.
Pria kelahiran Lampung, 16 Desember 1995 yang mulai menjabat sebagai Kepala KPR Kelas IIB Kabanjahe sejak 3 Juli 2021 lalu ini, merupakan anak kedua dari 3 bersaudara pasangan Ajub Suratman dan Ria Sutitis.
Sebelum menjabat sebagai Kepala KPR Rutan Kelas IIB Kabanjahe, Akbar biasa disapa sempat menjadi Staf Pelayanan Tahanan di Rutan Klas I Medan serta dua kali menjadi ADC (Aide-de-camp) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara pada masa jabatan Priyadi (Alumni AKIP 19) dan Imam Suyudi (Alumni AKIP 19).
Akbar sendiri, merupakan alumni akademi ilmu pemasyarakatan (AKIP) angkatan 49. Dimana, saat menjalani pendidikan selama 3 tahun dirinya berhasil meraih predikat salah satu siswa terbaik dan lulus dengan peringkat 11.
Di dalam kesehariannya, dirinya sudah familiar dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) khususnya narapidana sejak dirinya kecil. Dimana, Ayahnya yang juga merupakan seorang ASN Kementerian Hukum dan HAM RI, kerap kali membawanya saat berdinas hingga akhirnya dia kerap bersosialisasi dengan sejumlah narapidana di Lapas.
Sejak saat itu, Akbar kecil yang masih bersekolah pun blm berkeinginan untuk bisa seperti sang Ayah yang dapat secara langsung membina para narapidana yang merupakan pelanggar hukum.
"Kalau cita citaku dulu ingin menjadi seorang dokter," kenang Akbar saat berbincang kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (18/8/2021) sore di Medan.
Maka untuk meraih cita-citanya itu, Akbar pun mulai belajar dengan tekun, pindah sekolah dan harus mencari teman baru bukan menjadi penghalang baginya. Usai lulus Sekolah tingkat dasar, Akbar kemudian melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMP di Negri 1 Banyuwangi yang merupakan kota tempat ayahnya bertugas pada waktu itu. Namun, karna aturan dinas yang harus membuat sang Ayah berpindah pindah tugas akhirnya Akbar pun juga terpaksa harus ikut pindah sekolah hingga akhirnya dia dapat menyelesaikan pendidikan terakhirnya di SMA 1 Karawang pada 2013.
Usai menyelesaikan pendidikan tersebut, Akbar berencana untuk mendaftarkan diri ke fakultas kedokteran, namun dia urungkan niatnya karena tidak ingin merepotkan kedua orangnya. Akbar sempat melanjutkan pendidikan di Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo pada 2013, kemudian pada 2014 Akbar mendaftar SBMPTN ke Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang dan berhasil masuk ke Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Melewati fase ini, Akbar bercerita dengan kakaknya yang merupakan seorang taruna Akpol detasemen Satriyo Pambudi Luhur (Akpol 47), bahwa sebagai laki laki yang akan memimpin keluarga kelak, Akbar harus segera memiliki pekerjaan.
"Memang kuliah merupakan keinginanku melanjutkan pendidikan. Tetapi setelah kuliah, dimanakah aku harus mencari pekerjaan," kata Akbar waktu mengenang masa itu.
Lantas, kalimat itulah yg membuat Akbar ingin menjadi taruna dan tidak mau menghamburkan uang kedua orang tuanya untuk membayar kuliah di masa remajanya. Akbar pun semakin berlatih keras untuk mengikuti seleksi penerimaan Taruna Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) dengan cara melatih fisik dan belajar secara mandiri mengenai soal akademik yang akan menjadi materi ujian saat seleksi.
Berkat usaha kerasnya serta doa dari sang Ibu tercinta yang selalu mendukung, akhirnya Akbar pun berhasil mewujudkan mimpinya menjadi Taruna AKIP akhir 2014 lalu. Akbar pun mulai mengikuti pendidikan di AKIP selama 3 tahun hingga akhirnya berhasil lulus dan diwisuda dengan prestasi salah satu taruna terbaik.
Setelah diwisuda, Akbar pun ditempatkan bertugas sebagai Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS) di Direktorat Jendral Pemasyarakatan selama satu bulan yakni sejak Desember 2017 hingga Januari 2018. Kemudian dipindah tugaskan ke Rutan Klas 1 Medan pada Januari 2018 untuk melanjutkan masa CPNS dan memulai bakti pertamanya sebagai Alumni AKIP di wilayah Sumatera.
"Jadi sekarang ingin berbakti kepada negara dan membuat bangga kedua orangtua," tandas Akbar.