Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Freeport Indonesia sudah lebih dari 5 dekade menambang tembaga dan emas di Mimika, Papua. Dimulai dari Kontrak Karya (KK) untuk Tambang Erstberg pada 1967, Tambang Grasberg pada 1991, dan kini berlanjut di underground mine atau tambang bawah tanah.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas lantas buka-bukaan soal manfaat dan kontribusi apa saja yang telah dilakukan PTFI ke negara, termasuk setoran perusahaan selama beroperasi di Tanah Air. Menurutnya, sejak rezim kontrak hingga Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pihaknya sudah menyumbang hingga Rp 290 T.
"Kalau dibilang kontribusi ekonomi memang kami yang kurang banyak memberitahukan di masa lalu. Contohnya misalnya bagi pendapatan negara, itu dari tahun 1992 sampai 2020 itu sebesar US$ 21 miliar atau sekitar Rp 290 T, itu langsung dalam bentuk tunai, pajak dividen, royalti, dan pungutan lain-lainnya," ujar Tony kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Selain itu, dia menjabarkan ada juga manfaat tak langsung seperti berupa pembelian domestik, kemudian pembayaran gaji di Indonesia, dan juga Program Community Development itu totalnya mencapai US$ 49 miliar dari tahun 1992.
"Kan kalau ditanya ini masyarakat dapat apa, ya sebenarnya pajak dan royalti itu akan balik lagi ke daerah, sebagian kaya contoh royalti 80% balik ke daerah, dan kalau dari segi pajak badan, PPh badan akan kembali ke daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK), apalagi ada dana otonomi khusus," jelasnya.
Lebih lanjut, kata dia, PTFI sedari awal berkomitmen tumbuh bersama masyarakat, hal ini dilakukan dengan membangun yayasan khusus pengembangan SDM. Menurutnya, sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2020, PTFI telah berkontribusi sekitar US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 25 triliun kepada masyarakat.
"Jadi ke depannya itu rata-rata 1 tahun itu kira-kira Rp 1 triliun, jadi dikelola satu lembaga yang namanya Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro, jadi programnya ditentukan bersama mereka, kami hanya menentukan guideline-nya yang mana boleh dan tidak boleh dilakukan," ungkapnya.
"Jadi contohnya misalnya program kesehatan ini dari tahun 96 itu masyarakat 7 suku di Kabupaten Mimika berobat gratis sampai dengan hari ini mulai dari masuk angin sampai operasi besar mereka semua gratis," imbuhnya.
Lebih lanjut, Tony mengungkap lewat program tersebut PTFI juga sudah memberikan ribuan beasiswa hingga membangun infrastruktur bagi fasilitas masyarakat.
"Beasiswa sudah lebih dari 10.000 yang kami berikan, dan infrastruktur yang kami bangun untuk masyarakat antara lain, 3.200 unit rumah, fasilitas umum dan sosial, ada 2 lapangan terbang perintis (airstrip) yang kami bangun di desa Tsinga dan di desa Aroanop, kemudian juga belum terhitung jalan dan jembatan yang terakhir kita kami bangun. Mimika Sport Complex (MSC) yang kami bangun untuk diserahkan kepada pemda sudah dapat digunakan untuk PON, kemudian kantor bupati juga kami bangun, jadi dan masih banyak lagi," pungkasnya.(dtf)