Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pandemi COVID-19 diprediksi masih panjang melanda Indonesia. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan sampai saat ini pemerintah masih belum bisa memprediksi kapan COVID-19 akan selesai, bahkan dua tahun lagi kemungkinan pandemi masih akan terjadi.
Pandemi COVID-19 sendiri bukan saja memicu krisis kesehatan. Namun juga krisis pada sektor ekonomi. Lalu seperti apa dampaknya bila prediksi Luhut soal pandemi yang masih panjang terjadi?
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira dengan asumsi pandemi berjalan dengan waktu yang lama, maka ekonomi Indonesia akan berjalan dengan bentuk K-Shapped. Maksudnya, ekonomi berjalan dengan dua arah, ada sektor yang tumbuh subur, di sisi lain ada juga yang tumbuh sangat lambat.
Dia mencontohkan beberapa sektor yang akan tumbuh dengan sangat lambat adalah yang sensitif terhadap pembatasan gerak masyarakat. Bila pandemi masih panjang, dan mendorong pengurangan gerak masyarakat bisa jadi sektor ini terus melambat.
"Dengan model K-Shapped artinya ada sektor yang sensitif terhadap pembatasan pergerakan masyarakat akan tumbuh lebih lambat. Misalnya restoran, perhotelan, transportasi dan jasa terkait pariwisata lainnya pemulihannya sangat terbatas," papar Bhima kala dihubungi detikcom, Senin (30/8/2021).
poster
Di sisi lain, beberapa sektor usaha tumbuh dengan subur di tengah pandemi, misalnya jasa telekomunikasi, sektor ekonomi digital, hingga sektor kesehatan akan tumbuh subur.
Bhima menjelaskan gerak ekonomi yang berbentuk huruf K-Shapped ini menjelaskan akan terjadi peningkatan dan pemulihan pendapatan pada masyarakat, tapi yang jadi masalah adalah tidak merata di seluruh lapisan.
Bagi yang bekerja dan berusaha di sektor yang tumbuh subur mungkin bisa bertahan, namun di sektor yang tumbuhnya lambat kemungkinan akan banyak pengurangan pendapatan bahkan pengangguran. Belum lagi bila memperhatikan sektor informal dan pekerja harian.
Dengan begitu dia mengatakan ketimpangan sosial antara si kaya dan miskin yang sangat dalam bisa saja terus terjadi.
"Dengan begitu, kekhawatiran terjadinya kenaikan ketimpangan antara penduduk kaya dan miskin makin nyata. Hal ini perlu segera diantisipasi," ungkap Bhima.
Di sisi lain, ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, justru Indonesia lebih siap saat ini bila memang pandemi lebih panjang. Meskipun akan berjuang sangat keras, ekonomi diprediksi masih bisa tumbuh meski pandemi masih berjalan.
Pasalnya, menurut Josua pemerintah saat ini mulai mengarahkan cara penanganan COVID-19 untuk mengendalikan virusnya dan menjadikan virus ini endemik. Dengan begitu persiapan untuk hidup di tengah pandemi sudah dilakukan dan diharapkan tidak terkaget-kaget bila ada lonjakan kasus.
"Despite pandemi masih panjang, ekonomi kita mungkin akan recovery ya. Kan kita juga pemerintah sudah anggap ini sebagai endemik. Harapannya udah nggak kagetan lagi, jadi ekonomi lebih siap menghadapi juga," ungkap Josua.
"Kalau sudah dianggap endemik artinya kan pemerintah mau antisipasi ketidakpastian yang ada," katanya.
Meski begitu, dia menilai ketidakpastian yang ditimbulkan COVID-19 masih tinggi. Bukan tidak mungkin lonjakan kasus bisa terjadi lagi dan menimbulkan dampak ke ekonomi dengan sangat besar.
"Memang ketidakpastian masih ada, akankah ada varian lebih buruk dari delta kan nggak tahu juga kita. Makanya perhitungan harus tetap dilakukan dengan baik meskipun harapannya nggak akan sekaget varian delta ini ya," papar Josua.
Dia menilai tantangan terbesar saat ini justru dihadapi oleh pemerintah bila prediksi pandemi masih panjang masih bisa terjadi. Tantangan itu adalah dari sisi belanja.
"Jadi tantangan berat ini ya dari sisi belanja pemerintah, bagaimana fokus tangani kesehatan dan dampak pandemi, tapi pembangunan tetap berjalan," kata Josua.
Sebelumnya diketahui, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengatakan sejauh ini dari literatur dan penelitian para ahli yang dia pelajari pandemi masih belum bisa diprediksi ke depannya.
Malah ada kemungkinan besar menurutnya Indonesia akan hidup berdampingan dengan COVID-19. Maka dari itu pemerintah akan berupaya mencari cara agar virus bisa dikendalikan, meskipun tidak bisa dihilangkan.
Luhut juga sempat menyatakan tak menutup kemungkinan dua tahun lagi pandemi masih berlangsung. Kembali lagi menurutnya dari beberapa literatur yang dia baca banyak ahli menyebutkan pandemi akan berjalan dalam waktu yang panjang.
"Mereka (para ahli) belum melihat akan selesai cepat ini pandemi," katanya.(dtf)