Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sejak pandemi Covid-19, perekonomian Sumatra Utara (Sumut) langsung terkontraksi dan mencatatkan angka minus. Pada triwulan III-2020, ekonomi Sumut minus 2,60% dan triwulan IV-2020 minus 2,94%. Lalu di triwulan I-2021, masih minus di angka 1,85%. Berada jauh di atas angka nasional yang minus 0,74%. Namun pada triwulan II-2021, ekonomi Sumut tumbuh melesat 4,95% secara year on year (yoy) sebagai dampak mulai pulihnya ekonomi yang utamanya ditopang vaksinasi.
Realisasi di triwulan II-2021 sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia (BI) bahwa ekonomi Sumut akan melewati masa kritis dan mampu mencatatkan angka positif di triwulan II-2021. Meski realisasinya di bawah perkiraan BI sebesar 5-6,5%, namun angka positif yang bisa ditorehkan Sumut menjadi gambaran ekonomi yang mulai pulih. Tentu tren positif ini juga diperkirakan bakal berlanjut di triwulan III dan IV tahun ini.
Berbagai faktor menjadi penopang ekonomi Sumut, baik dari dalam maupun luar negeri. Terus menguatnya kinerja ekonomi dunia juga menjadi pendorong akselerasi
produksi eksportir dari industri pengolahan dan usaha tambang. Konstruksi dan perdagangan juga mengalami akselerasi sejalan dengan semakin
kondusifnya kegiatan operasional proyek baik PSN terkait infrastruktur, optimisme Undang-undang Cipta Kerja (UUCK) dan ekspansi swasta.
"Namun semua indikator itu ditopang oleh pelaksanaan vaksinasi. Itu menjadi garansi bagi banyak pihak terutama pelaku usaha. Buktinya mereka sudah mulai berani ekspansi. Para mitra dagang luar negeri juga melihat bahwa kondisi Sumut sudah mulai menjanjikan sehingga ekspor sektor industri pengolahan terus mencatatkan angka positif," kata Kepala BI Perwakilan Sumut, Soekowardojo, Senin (30/8/2021).
Harus diakui, program vaksinasi yang terus digenjot tidak hanya memberikan dampak kepada aspek kesehatan masyarakat tetapi turut memberikan dampak yang positif kepada perekonomian. Dunia usaha pun menangkapnya sebagai sinyal positif dan mulai meningkatkan konsumsi dan investasi.
Kebijakan pemerintah untuk memberikan stimulus fiskal dan moneter yang cenderung akomodatif juga menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi. Namun, capaian positif akan terealisasi dan bisa bertahan hingga akhir tahun jika protokol kesehatan (prokes) tidak kendor dan vaksinasi sesuai target.
Soeko mengatakan, jika masyarakat tidak abai prokes dan vaksinasi sesuai target, maka di tahun 2021 ini, perekonomian Sumut diramal bisa tumbuh di kisaran 3-4,5%. Meski angka ini masih bisa bias ke atas atau bias bawah. Artinya, bisa di atas 3-4,5% atau bisa di bawah 3-4,5%.
"Kunci utama pemulihan ekonomi memang prokes. Jika dilaksanakan secara disiplin dan ketat, maka penularan Covid-19 bisa ditekan. Selain itu, vaksinasi. Meski saat ini tingkat capaian vaksinasi Sumut masih di bawah nasional, namun dengan sinergi dengan berbagai pihak untuk mendorong percepatan proses vaksinasi, diharapkan Sumut bisa dapat mencapai tingkat herd imunity 70%. Ini tentu PR bersama. Karena itu akan menjadi kunci utama pemulihan ekonomi Sumut," kata Soeko.
Tidak bisa dipungkiri, penanganan kesehatan melalui vaksinasi dan disiplin prokes menjadi syarat utama untuk pemulihan ekonomi ke depan. Jika masih saja kendor, maka ekonomi juga bisa kembali merosot. Karena jika kasus tinggi, maka pembatasan akan dilakukan dan hal itu pasti langsung berdampak terhadap jalannya dunia usaha yang notabene menjadi penopang ekonomi.
Menurut pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, ekonomi Sumut memang 'tampak' kuat saat memasuki triwulan II-2021. Sejumlah faktor, baik dalam maupun luar negeri, mendukung perbaikan ekonomi Sumut. Bahkan penambahan kasus Covid-19 belum mengubah ekspektasi ekonomi Sumut yang diramal positif hingga akhir tahun.
"Meski memang proyeksi pertumbuhan ekonomi Sumut sekitar 3,5% hingga 4,5% di tahun ini masih sangat dinamis, sehingga sulit memproyeksikan lebih presisi. Tapi perkiraan di angka positif sudah pasti," kata Wahyu.
Soal dampak PPKM, Wahyu mengatakan belum mengubah ekspektasi ekonomi Sumut sejauh ini. Meski selama PPKM ada pembatasan usaha, namun di triwulan II-2021 ada realisasi yang sangat positif dan itu menjadi 'modal besar' bagi Sumut hingga akhir tahun. Apalagi jika merujuk pada kinerja ekspor, ekonomi dunia yang juga dalam pemulihan membuat mitra dagang semakin confidence sehingga ada permintaan barang yang cukup tinggi.
Ekonomi Sumut sendiri sangat bergantung pada sektor industri pengolahan dan pertanian. Namun kontribusi besar masih dari industri pengolahan. Dan sektor ini pun sempat nyaris kolaps di awal pandemi. Permintaan yang terpangkas cukup besar dari buyer (pembeli) membuat industri pengolahan tidak jalan. Namun seiring dengan penanganan Covid-19 dan vaksinasi, perlahan mulai bangkit dan saat ini sudah dalam performa positif.
"Ini yang harus menjadi catatan pemerintah dan pihak-pihak terkait. Tren positif ini tidak mudah untuk dicapai. Karena itu, penanganan Covid-19 dan vaksinasi yang diharapkan bisa sesuai target. Untuk prokes, terutama di tempat yang potensi keramaiannya tinggi, harus tegas. Misalnya mal, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya. Jangan kendor atau kasus akan kembali tinggi dan ekonomi jeblok lagi," kata Wahyu.
Di Sumut sendiri, terkait penanganan Covid-19, Provinsi ini kembali mencatatkan penurunan kasus aktif sebanyak 95 poin. Di mana pada 28 Agustus 2021, jumlah penderita Covid-19 Sumut yang menjalani perawatan sebanyak 22.274 orang, namun pada Minggu (29/8/2021) turun menjadi 22.179 orang.
Jumlah tersebut diketahui, dari penambahan kasus baru yang didapatkan Sumut, berdasarkan data Kemenkes sebanyak 653 orang, sehingga totalnya naik dari 94.509 menjadi 95.162 orang. Namun untuk penambahan 653 kasus baru positif tersebut, Sumut mencatatkan diri menjadi Provinsi terbanyak kedua di bawah Jawa Timur dalam menyumbangkan 7.427 kasus baru konfirmasi nasional.
Kemudian untuk kasus sembuh, bertambah 712 orang, dari 69.940 menjadi 70.652 orang dan kasus kematian bertambah 36 orang dari 2.295 menjadi 2.331 orang. Sedangkan jumlah kematian sebanyak 35 kasus. Sumut pun mencatatkan diri menjadi Provinsi terbanyak keempat dalam menyumbangkan 551 kasus kematian dalam sehari di Tanah Air.