Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Semakin hangat saja tensi politik di internal partai menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat Sumatera Utara meskipun hingga saat ini belum keluar jadwal dari DPP Partai Demokrat.
Dan salah satunya yang hangat dibahas adalah soal Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, yang disebut-sebut mendukung Wakil Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Lokot Nasution, menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Sumut.
Indikasi itu tidak terlepas dari pertemuan silaturahmi antara Gubernur Edy dan Lokot Hasibuan di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (30/08/2021) malam. Saat itu, Edy bahkan menjamu Lokkot dengan acara makan bersama.
Dan Gubernur Edy Rahmayadi akhirnya buka suara soal dukung-mendukung itu. Ia tidak menampik jika dirinya disebut mendukung Lokot Hasibuan dalam musda mendatang untuk menjadi Ketua Partai Demokrat Sumut.
Tapi ia berpendapat, tidak bisa mendudukkan Lokot menjadi ketua. Ia tidak memiliki wewenang menggolkan itu sebab menurutnya, dirinya tidak punya hak untuk memilihnya.
"Orang datang sama saya, saya dukung. Perkara terpilih kan bukan saya yang milih," ujar Gubernur Edy Rahmayadi menjawab wartawan usai salat dzuhur dari Masjid Gubsu, di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (06/09/2021).
Ditanya lagi apakah jamuannya itu mempertegas dukungan kepada Lokot? Gubernur Edy kembali memberi jawaban yang sama. "Iya semua datang ke tempatku yang orang mau maju, masak kularang," kata Edy.
"Semua kudukung, oke kudukung kau gitu. Perkara nanti yang milih ya kudoainlah bagus yang bagus," sambung Edy.
Namun terlepas dari polemik dukung mendukung tersebut, Edy menyampaikan harapannya agar Musda Partai Demokrat Sumut nanti berjalan lancar dan sukses. Bagi Edy, Demokrat merupakan partai besar di republik ini, mengingat pernah berkuasa selama 10 tahun.
"Demokrat ini partai yang pernah memimpin bangsa ini. Ada tiga partai yang pernah memimpin bangsa ini. Golkar, PDI Perjuangan, dan Demokrat. Saya bisa bicara karena ketiganya ini sudah bisa kita rasakan. Bagaimana saat Golkar mimpin, PDI mimpin, dan Demokrat mimpin. Sempurnakah? Itu tergantung orang yang memandangnya. Tetapi yang perlu kalian tau, Demokrat pernah memimpin bangsa ini," jelasnya.
Dan apakah dirinya berminat untuk terjun ke dunia politik dengan masuk ke Partai Demokrat dalam Musda nanti? "Nanti saya buat partai baru aja, partai wartawan," ujar Edy berkelakar sambil berjalan masuk ke dalam rumah dinas.