Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengatakan dampak covid-19 di Sumut mempengaruhi capaian kinerjanya selama 3 tahun memimpin Sumut sejak dilantik bersama Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, 5 September 2018. Dampak covid-19 tersebut menurutnya tidak saja dirasakan di Sumut, tetapi juga di 34 provinsi di Indonesia dan bahkan dunia.
Namun begitu pun, Gubernur Edy menegaskan dirinya bukan mau mencari alasan pembenaran. "Iya kita harus tetap berusaha, tetap kuat. Iya kalau masih ada orang ngomong yang belum bagus iya nantilah 2024 dia maju jadi gubernur, bikin yang lebih bagus," ujar Gubernur Edy menjawab wartawan soal 3 tahun kepemimpinannya di Sumut, Senin (06/09/2021).
Untuk diketahui, tahun 2024 mendatang adalah tahun politik, dimana akan digelar secara serentak pemilihan kepala daerah untuk jabatan bupati, wali kota, dan gubernur. Tahun itu juga digelar pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden.
Gubernur Edy antara lain mencontohkan dampak covid di Sumut itu yang berimbas pada batalnya beberapa investasi atau Penanaman Modal Asing (PMA) seperti Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Rencana pembangunan proyek Jalan Tol Dalam Kota Medan (Medan Intra Urban Toll Road/MIUTR) misalnya yang harus tertunda karena covid. "Iya karena duitnya semua kan dialihkan, duitnya dialihkan semua, satu. Yang KPBU, PMA yang menggunakan asing, orang itu berhenti semua," sebut Edy.
Pendapat-pendapat yang menilai kinerjanya 3 tahun ini belum memuaskan, menurut Edy Rahmayadi adalah sah-sah saja dan tidak perlu dibantah. Namun dimintanya agar para yang menyampaikan pendapat itu, memberikan secara tertulis masukan dan pendapat untuk membangun Sumut.
"Saya tak tahu siapa yang ngomong, kalau lebih baik berikan konsep tulisan yang bagus, masukan yang bagus. Eramas ini jelek kasihkan yang bagus nanti kita kerjakan konsepnya," sebut Edy.
Dan soal 3 tahun kepemimpinannya di Sumut, diakuinya belum bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Karena itu ia menyampaikan permohonan maaf, seraya berjanji akan berusaha memberi yang terbaik.
"Khusus untuk saya tiga tahun, iya saya minta maaflah kepada rakyat Sumatera Utara saya belum bisa memberikan hal yang terbaik," ujar Gubernur Edy.
Ia mengatakan selama pemerintahannya masih terdapat kekurangan di sana-sini, terlebih dalam kondisi pandemi covid yang tidak hanya melanda Sumut, tetapi juga Indonesia dan bahkan dunia.
"Iya semua pasti tahu. Tahun pertama kita menyelesaikan hutang. Tahun kedua kita refocusing dan disibukkan dengan kegiatan covid-19 sampai saat ini. Ini yang harus kita kerjakan," jelas Edy.
Ia mengajak masyarakat Sumut untuk bersama-sama membangun Sumut. "Untuk itu mari kita bersama-sama. Sekali lagi saya mohon maaf, saya akan berbuat yang terbaik. Tetap kita punya cita-cita dan doa," ujar Edy.
Dan di sisi 2 tahun lagi memimpin Sumut, Gubernur Edy tidak ingin muluk-muluk. Ia memilih mengikuti program pembangunan sebagaimana yang tertung dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
"Nanti tak pakai uangnya (anggaran) untuk pembangunan, covidnya yang tak tertangani. Covidnya tertangani pembangunannya tertunda," jelas Edy memberi gambaran.
Secara garis besar pembangunan dalam jangka pendek, kata Edy, adalah penanganan dampak covid-19. Kemudian jangka menengahnya adalah pembangunan yang direncanakan, khususnya Sport Center Sumut dan juga pembangunan power plant atau PLTGU di Kabupaten Batu Bara.
Namun meski di sana-sini ada kekurangan, Gubernur Edy mengatakan bukan berarti tidak ada yang berhasil. Dari pembangunan nonfisik, sebutnya, Pemprov Sumut banyak diapresiasi Pemerintah Pusat.
"Nonfisik kita, itu rata-rata kalau nggak nomor satu, nomor dua, nomor tiga. Kita terbaiki. Yang kemarin itu SAKIP itu yang nomor 33, sekarang sudah nomor 12. Ada perbaikan administrasi. Tapi itukan tidak bisa kelihatan membangun fisik. Kalau fisikkan berupa gedung, tak bisa mendadak seperti itu," ujar Edy.