Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang juga Koordinator Penanganan Covid-19 Luar Jawa-Bali, menyoroti leletnya update data covid-19 di Provinsi Sumatra Utara. Misalnya dalam data 21 hari terakhir yang diterima Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan, data covid Sumut tidak sinkron dengan kondisi real (kenyataan) di lapangan. Ada 22,8% data yang belum diperbaharui. Sehingga masih terdapat flag (bertanda merah) dari beberapa beberapa indikator penanganan covid, yang kemudian menentukan penetapan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk kabupaten/kota di Sumut.
Hal itu disampaikan Airlangga Hartarto pada rapat evaluasi PPKM di Provinsi Sumut, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (09/09/2021).
Karena itu, Airlangga meminta keterlambatan dan ketidaksinkronan data covid dalam 21 terakhir, agar segera dibereskan (cleansing) agar tidak menganggu upaya penanganan dan penetapan level PPKM.
"Namun yang menjadi catatan, masih ada kasus yang lebih dari 21 hari, yang tentunya itu perlu di-cleansing datanya, apakah sembuh, apakah meninggal, sehingga itu yang membuat Sumatera Utara berada dalam posisi kedua secara nasional," ujar Airlangga kepada wartawan di sesi konferensi pers.
Bahkan Presiden RI, Joko Widodo, sebut Airlangga, turut memberi perhatian. Presiden, katanya, meminta supaya ketidaksesuaian data itu dibereskan.
"Nah khusus hari ini, memang bapak presiden meminta supaya angka yang menggantung ini segera diselesaikan, sehingga tentunya nanti dalam penanganan akan menjadi lebih tajam dan baik," kata Airlangga.
Tidak sinkronnya data covid di Sumut itu, antara lain dari Madina, yang melaporkan 71 jumlah kematian pasien covid, yang berujung pada penetapan Madina ke PPKM Level 4.
Padahal kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, data itu tidak benar sama sekali setelah dicek. Artinya ada ketidaksinkronan data, yang diakibatkan kesalahan menginput data.
"Karena saya cek di rumah sakit hanya 4 orang yang sakit. Terus datanya 71 orang meninggal. Setelah saya cek nama-namanya, banyak yang tak meninggal di situ," ungkap Edy Rahmayadi, Rabu (08/09/2021).
Turut hadir dalam rapat itu, di antaranya Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, dan unsur Forkopimda Sumut, serta para bupari dan wali kota di Sumut secara virtual.