Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo menjelaskan, indikator makroekonomi merupakan indikator yang menunjukkan perkembangan ekonomi terkini, dan bisa dijadikan bahan untuk memprediksi perkembangan ekonomi di masa datang.
“Indikator makroekonomi merupakan suatu analisis perkembangan ekonomi suatu wilayah dan berfokus pada sumber data yang tersedia, maka itu diperlukan teknik yang tepat untuk mengukur kinerja ekonomi,” kata Wahyu ketika menjadi narasumber dalam capacity building wartawan yang digelar BI Sibolga, di Labersa Toba Hotel, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Kamis (9/9/2021).
Wahyu menjelaskan, indikator makroekonomi itu meliputi, pertumbuhan ekonomi (gross domestic product/GDP atau produk domestik bruto/PDB), kesempatan kerja, kemiskinan, ketimpangan pendapatan, stabilitas harga (inflasi), dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
PDB/PDRB adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat di suatu daerah (provinsi atau kabupaten/kota) untuk jangka waktu tertentu.
“Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menghitungnya yaitu, pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran,” katanya.
Melalui indikator PDB/PDRB ini dapat diketahui laju pertumbuhan ekonomi. Mengukur tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara/wilayah dan juga mengetahui struktur perekonomian.
Selain itu, dapat juga membandingkan perekonomian antar wilayah. Mengetahui sektor unggulan daerah, sumber penerimaan daerah dan kemandirian fiskal daerah.
Wahyu mengatakan, perhitungan PDRB ada dua bagian, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK).
“Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dihitung berdasarkan PDRB ADHK. Tahun dasar di Indonesia adalah 1990, 2000 dan 2010,” kata dia.