Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com- Gunungsitoli. Puluhan pemuda yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Sipil Pemerhati Pembangunan Kepulauan Nias (AMSP2-KP ) mendatangi mess B2PJN PPK 3,5 di Jalan Supomo, Mudik, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, Jumat (10/09/2021). Mereka menyampaikan pernyataan sikap atas pekerjaan presevasi pemeliharaan jalan dan jembatan serta sanitasi jalan nasional ruas Gunungstoli-Teluk dalam yang sumber dananya berasal dari APBN 2021.
Menurut mereka, kualitas pekerjaan yang dikelola PPK 3.5 buruk dan jauh dari kata layak. Selain itu, mereka juga meminta Kepala B2PJN pusat dan satker propinsi mencopot pejabat PPK 3.5 wilayah Kepulauan Nias, Firman Hutauruk, karena pengawasan lemah terhadap kualitas pekerjaan rekanan PT STM dan juga pekerjaan swakelola pemeliharaan jalan dan jembatan serta sanitasi pada ruas jalan nasional Gunungsitoli - Telukdalam.
Firman Hutauruk yang ditemui di mess PPK 3.5 B2PJN mengatakan, progres pekerjaan yang disampaikan AMSP2-KP itu masih belum selesai, dalam arti masih dalam proses pengerjaan.
Dijelaskan, harus diakui bahwa pekerjaan yang ditangani rekanan tidak 100 persen mulus. Tetapi jika terdapat kerusakan yakinlah pasti diperbaiki, sebab kegiatan 2021 belum selesai dan masih dalam tahap proses.
Ia menjelaskan, pekerjaan jalan dan jembatan ruas Gunungsitoli - Telukdalam preservasi. Artinya, pengaman (pengamanan) jalan dan jembatan agar dapat dilalui para penguna jalan dan jembatan. Karena ruas ini kerap dilanda longsor pada bagian jalan, maka bertindak langsung memperbaikinya. Soal dana belakangan karena sifatnya tanggap darurat pokoknya amankan dulu.
"Jadi kalau mereka mencopot saya, tidak berdasar. Karena hanya menteri lah yang mencopot. Itupun apabila dicopot, kalau dilihat kinerja saya bagus? Saya udah 3 tahun di Nias, Artinya, 3 orang PPK sebelumnya tidak tahan sampai tahun ke 3 minta pindah dari sini. Ya itu tadi dinamikanya kadang tidak murni," jelasnya.