Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Anggota DPRD Sumut Fraksi PAN, M Faisal, meminta agar program magrib mengaji tetap digalakkan di lingkungan masyarakat. Program ini sangat berpengaruh bagi jiwa keagamaan, khususnya kepada generasi muda.
Ungkapan itu disampaikan Faisal saat ditemui di ruangan kerjanya di Komisi E Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Senin (13/9/2021)
Ditegaskan Faisal, maghrib mengaji dan membaca Alquran adalah tradisi dan budaya umat Islam sejak dulu. Dengan tujuan melahirkan anak-anak diusia dini yang hafal Alquran serta menjadi hafiz dan hafizah.
"Di tengah pandemi ini, anak-anak cenderung kecanduan bermain game online, apalagi masa pelarangan sekolah tatap muka. Kita khawatir, kebiasaan maghrib mengaji akan pudar termakan pengaruh perkembangan tekhnologi itu," sebut Faisal.
Pengurus Santri Berbuat Indonesia (SBI) itupun menyarankan, agar para pemangku kepentingan sekelas walikota maupun gubernur, lebih memperhatikan keluhan dan aspirasi masyarakat. Membangkitkan semangat maghrib mengaji seperti dahulu.
"Saya sering mendapat pengaduan, agar program maghrib mengaji semakin digalakkan, termasuk pelatihan bilal mayit pada saat kegiatan reses maupun sosper," ungkap Faisal.
Faisal mengaku, kalau pengaduan yang disampaikan tersebut telah dilaporkan dalam pertanggungjawaban reses untuk ditindaklanjuti. Namun, perkembangannya belum terealisasi dengan baik, dibuktikan dengan pengaduan yang tetap muncul saat agenda kegiatan itu dilaksanakan.
"Janganlah kita sudah minim pendidikan umum, minim juga agamanya, mau kemana generasi muda kita ke depan," cetusnya.
Sebagai pemerhati bidang agama dan sosial, Faisal juga berharap agar pelatihan bilal mayit terus dikembangkan. Agar menambah ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana cara mengurus fardu kifayah dengan sempurna.
"Program itu juga pantas di kembangkan. Karena, umat Islam diwajibkan memiliki pengetahuan dan keterampilan mengurus jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan jenazah sesuai dengan syariat Islam," terang Faisal.
Untuk itu, kedua pengaduan masyarakat itu dapat dikembangkan terus oleh pemerintah, khususnya dimasa pandemi cavid-19. Sehingga, tradisi pada maghrib mengaji tetap terjaga dan anak-anak lebih dekat dan memahami isi dari ayat-ayat Alquran, begitu juga pelatihan bilal mayit.