Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Pengadaan bibit jagung jenis Pioner 32 Tahun Anggaran (TA) 2021 di Dinas Pertanian Toba mendadak menjadi bahan pembicaraan (trending topik). Hal ini dikarenakan sempat berhembus pengadaan bibit yang dimaksud berlangsung singkat, mulai dari proses kontrak hingga pencairan, ditambah ditemukannya bibit jagung yang busuk.
Kepala Dinas Pertanian melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Saur Sitorus, menyangkal apa yang saat ini menajadi bahan perdebatan belum pernah dikonfirmasi oleh siapapun kepadanya.
"Sebenarnya menjadi permasalahannya dimana? Proses pengadaan sudah sesuai dengan aturan dan mekanisme. CV Singa Tao sebagai perusahaan adalah atas hasil kajian dari sisi kemampuan dan pengalaman," ujar PPK Bibit Jagung di Dinas Pertanian Toba, Saur Sitorus, Senin (14/9/2021) di Balige.
Ia mengatakan, perdebatan tentang pengadaan bibit jagung sebesar Rp 6,1 miliar adalah sebagai program penguatan ekonomi dimasa pandemi virus Covid-19.
"Wilayah Kabupaten Toba merupakan wilayah pertanian dengan jumlah petani 70 persen dari penduduk. Tentu harapan penguatan ekonomi dari sisi pertanian sangat penting dan direncanakan melalui penanaman jagung ekonomi masyarakat terdongkrak," sebutnya.
Kata Saur Sitorus, besaran anggaran untuk pengadaan bibit jagung sebanyak 50 ton dengan anggaran TA 2021 sebesar Rp 6,1 miliar dengan rencana sasar adalah 2.800 hektare lahan persawahan IP1, ditambah lahan kering sekitar 500 hektare dan lahan persawahan yang membutuhkan di IP2 seperti Balige dan Tampahan.
"Kami pun mendengar katanya ada bibit ditemukan busuk. Perlu kita simak ketika bibit ditanam di persawahan yang sedang memiliki curah hujan tinggi tentu akan bermasalah. Disini perlu kami lebih ingin mengetahui bibit itu ditanam dimana dan situasi iklim seperti apa," ucapnya.
Lanjut Saur Sitorus bahwa tentang pengadaan bibit jagung untuk penguatan ekonomi dimasa pandemi covid-19 sudah berjalan sesuai dengan mekanisme ditambah bibit yang didatangkan adalah jenis bibit berlebel dan memiliki jaminan mutu.
"Kalau memang ada bibit yang diterima oleh petani busuk silahkan disampaikan tentu untuk diteruskan kepada perusahaan. Tetapi kalau busuk karena ditanam di persawahan yang memiliki kandungan air tinggi tentu perlu dipelajari," ucapnya.
Asisten II Sahat Manulang juga membenarkan bahwa program pengadaan bibit jagung jenis Pioner 32 sudah disesuaikan dengan kultur tanah sehingga layak dipercaya.
"Harapan kita bagaimana dengan hasil produksi jagung ekonomi yang saat ini menurun drastis bisa meningkat disektor pertanian," katanya.