Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Air Sungai Sei Sirah di Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, sudah 10 hari tercemar limbah pabrik kelapa sawit (PKS). Akibatnya air sungai mengandung zat kimia berbahaya dan membuat biota air seperti ikan dan udang galah mati.
Kadis Lingkungan Hidup (LH) Pemkab Langkat, Iskandar Zulkarnaen Tarigan; Kadis Kelautan dan Perikanan (DKP) Langkat, Henri Tarigan bersama tim 13-14 September 2021 meninjau lokasi Sungai Sei Sirah di Desa Sei Sirah, Kecamatan Besitang.
"Sampai di lokasi, kami langsung menelusuri aliran sungai bersama warga untuk melakukan pemeriksaan," kata Kadis Lingkungan Hidup (LH) Pemkab Langkat, Iskandar Zulkarnaen Tarigan.
Dikatakannya, pihaknya akan terus mendalami apa yang manjadi penyebab tercemarnya air sungai. "Kami berjanji akan menyelesaikan permasalahan ini sampai benar-benar terkendali, sehingga tidak lagi terjadi pencemaran," katanya.
Sementara, Kadis Kelautan dan Perikanan Langkat menyatakan, pihaknya sudah menggambil sempel air dan ikan yang mati dari sungai Sei Sirah, guna pengujian di laboraturium untuk mengetahui ada tidaknya kandungan zat berbahaya yang mencemari air sungai, yang menjadi penyebab ribuan ikan mati.
Sebelumnya, dari keterangan warga setempat, air sungai tercemar diduga akibat buang limbah yang mengandung zat kimia berbahaya dilakukan oleh 3 PKS yang dibuang ke Paluh Beruang yang berada diwilayah hilir Sungai Sei Sirah.
"Biasanya limbah tersebut akan terbawa naik bersama air pasang laut, dan juga terbawa sampai ke muara disaat air surut. Kejadian tersebut sudah berulang kali terjadi. Masyarakat mulai merasakannya dari 3 bulan yang lalu, puncaknya pada Sabtu 11 September 2021.
Limbah itu mengakibatkan, ribuan ikan dan hewan perairan lainnya mati. Paling banyak terlihat dari jembatan Sei Sirah, antara Dusun 4 Bukit Selamat dengan Lingkungan 1 Pekan Besitang, ungkap warga disekitar sungai Sei Sirah.