Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua DPRD Sumatera Utara (Sumut), Baskami Ginting, menjelaskan, pentingnya peran ibu sebagai benteng keluarga untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut disampaikan Baskami saat menerima kunjungan Satuan Mahasiswa Gerakan Indonesia Anti Narkotika, di DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Selasa (21/9/2021).
"Ibu adalah tiang dalam keluarga. Ibu yang memiliki waktu lebih banyak dan intens bersama anak-anak, sewaktu bapak masih bekerja. Makanya saat sosialisasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No 1 tahun 2019 terkait fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif, saya kerap mengundang kaum ibu," kata Baskami.
Baskami berharap mahasiswa menjadi penyuluh di dalam unit kesatuannya baik lingkungan kampus dan rumah.
Dijelaskan Baskami, narkoba diedarkan dengan berbagai modus, terutama untuk generasi muda. "Ada narkoba yang dikemas seperti permen. Sehingga anak-anak tidak tahu, bahwa benda itu ada zat terlarangnya," jelasnya.
Baskami juga mendorong upaya rehabilitasi bagi para korban penyalahgunaan narkoba. Menurutnya proses rehabilitasi mampu mengembalikan potensi manusiawi si pecandu, ketimbang harus mendekam di balik jeruji besi. Lain hal para pengedar maupun bandar yang harus ditindak tegas, bila perlu hukuman mati, jelas anggota DPRD Sumut Dapil Medan II ini.
Hal sama juga ditegaskan Baskami saat menerima kunjungan audiensi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumut. Dikatakanya ia selalu mendorong agar pembahasan lebih dalam dilakukan di komisi A DPRD Sumut sehingga ada gambaran jelas terkait data pengguna, cakupan wilayah juga modus penyalahgunaan narkoba.
Kepala BNNP Sumut, Brigjen Toga H Panjaitan, menjelaskan, fenomena baru penyebaran narkoba pada kaum remaja dan anak. Menurut Toga, anak-anak yang gemar bermain game online di warnet, disinyalir rentan terpapar barang terlarang itu.
"Kami merazia dua belas anak yang bermain game online di warnet, sebelas di antaranya positif. Di tempat lain, tiga belas anak dites dan dua belas di antaranya positif," jelasnya.
Menurut Toga, anak-anak maupun remaja tersebut cenderung hidup di bawah garis kemiskinan dan keluarga yang tidak memiliki kepedulian. Saat ditanya alasan menggunakan narkoba, anak-anak tersebut memberikan jawaban yang tak disangka yakni agar tetap prima dan bersemangat.