Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Datangnya Lionel Messi ke Ligue 1 sejatinya bakal mementahkan anggapan 'Liga Petani' untuk kompetisi tersebut. Tapi malah ada fans rusuh dan laga-laga ricuh.
'Liga Petani', atau Farmers League, adalah sebuah ledekan yang rutin mengiringi eksistensi Ligue 1. Kualitas kompetisi tertinggi Liga Prancis itu dianggap tak selevel dengan kompetisi teratas di liga-liga top Eropa lainnya.
Selain itu klub-klub Ligue 1 juga dipandang remeh karena lebih sering jualan pemain-pemain terbaik, baik ke rival domestik Paris Saint-Germain yang jadi sedemikian dominan maupun klub Eropa lain.
Perkara daya saing di Ligue 1, yang memunculkan PSG sebagai klub tunggal bertaburkan bintang, juga bikin stempel negatif melekat kian kuat -- walaupun faktanya bisa saja ada kejutan seperti Lille yang jadi juara musim lalu.
Mengulik soal daya saing, divisi teratas Liga Prancis sebenarnya cukup kompetitif mengingat banyaknya tim yang silih berganti jadi kampiun. Ada 28 tim yang pernah jadi juara ajang itu. Jauh lebih unggul dibandingkan, katakanlah, Liga Spanyol yang cuma pernah menghadirkan 9 tim sebagai juara dengan Real Madrid dan Barcelona mendominasi.
Fakta itu sendiri tak menyurutkan ledekan 'liga petani' untuk Liga Prancis. Tapi kedatangan Lionel Messi, superstar sepakbola, dianggap bakal mematahkan anggapan tersebut. Pemain nomor 1 dunia tentu takkan mau main di 'liga petani', kan?
Lionel Messi sejauh ini belum memperlihatkan taji di PSG. Yang ramai saat ini justru spekulasi bibit ketidakharmonisan dengan Mauricio Pochettino sang pelatih lantaran Messi cemberut saat diganti.
Kabarnya Pochettino bermaksud baik demi mengantisipasi potensi cedera La Pulga, yang akhirnya memang dinyatakan benar-benar cedera. Di sisi lain Messi sepertinya juga ingin segera buru-buru unjuk gigi dan pecah telur, entah itu bikin assist atau gol, di PSG.
Pada tengah pekan, Messi cuma bisa menonton saat rekan-rekan satu timnya meraih kemenangan 2-1 atas Metz. Achraf Hakimi, salah satu rekrutan baru PSG musim panas ini, tampil cemerlang dengan torehan 2 gol. Di awal musim ini Hakimi tercatat sudah bikin 3 gol dan 2 assist dari penampilannya buat PSG di seluruh kompetisi.
Laga Metz vs PSG itu sendiri sempat ricuh. Setelah Hakimi menggetarkan gawang Metz, ada Mbappe yang kabarnya mengejek kiper Alexandre Oukidja yang lagi kecewa. Kiper Metz itu tak terima dan coba melakukan konfrontasi ke Mbappe, yang kemudian mendorongnya hingga jatuh. Untung saja situasi ini tidak tereskalasi lebih jauh.
Bukan apa-apa, di awal musim ini Liga Prancis yang sudah kedatangan Messi selaku salah satu pesepakbola terbaik dalam sejarah justru malah memunculkan promosi buruk ke seantero dunia dengan adanya kericuhan di atas lapangan.
Akhir pekan lalu, babak kedua laga Lens Vs Lille sempat harus tertunda sampai lebih dari 30 menit akibat keributan suporter di stadion. Aksi saling lempar berujung sekumpulan fans garis keras merangsek masuk ke lapangan.
Laga Lens Vs Lille sejatinya memang cenderung panas lantaran ini adalah sebuah derby -- tepatnya Derby du Nord atau Derby Utara. Kedua tim secara historis biasa adu gengsi sebagai yang paling sukses di wilayahnya. Boleh jadi pertemuan musim ini jadi makin sengit mengingat Lille adalah juara bertahan Ligue 1.
Namun, kericuhan yang hadir di laga Lens vs Lille tetap bikin geleng-geleng kepala. Pasalnya, di tengah ricu itu ada laporan kemunculan fans yang melakukan salam NAZI bahkan sampai melakukan masturbasi!
Dan bukan itu saja kericuhan suporter yang sudah mewarnai partai Ligue 1 di awal musim ini. Di akhir Agustus lalu, laga Nice Vs Marseille juga berlangsung rusuh, mulai dari aksi pelemparan sampai dengan serbuan ke lapangan.
Saat itu, situasi memanas saat Dimitri Payet yang hendak mengambil sepak pojok menjadi korban lemparan botol oleh suporter Nice. Situasi memanas dengan cepat, sampai akhirnya pecah keributan.
Jalannya pertandingan sempat tertunda akibat Marseille enggan melanjutkan pertandingan dengan alasan keamanan. Walaupun laga akhirnya bisa dituntaskan, beberapa pemain Marseille terlihat mengalami lebam akibat kekerasan fans.
dtc