Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Afghanistan kian dalam kondisi mencekam pasca Taliban mulai menegakkan hukuman-hukuman garis keras mereka. Salah satunya dengan memberlakukan eksekusi mati kepada para kriminal.
Sejak 15 Agustus lalu, Taliban berhasil menguasai Kabul. Taliban pun menegaskan akan tetap memberlakukan hukuman kontroversial seperti gantung diri hingga potong tangan.
Pameran Mayat Digantung Taliban
Kota Heran, Afghanistan heboh usai Taliban memamerkan mayat para penculik. Empat pelaku penculikan itu digantung dan dipamerkan di alun-alun kota.
"Taliban berhasil menyelamatkan seorang ayah dan anak yang diculik oleh empat penculik setelah baku tembak," kata kepala polisi distrik setempat, Ziaulhaq Jalali, seperti dilansir Associated Press, Minggu (26/9/2021).
Jalali menambahkan seorang petempur Taliban dan satu warga sipil terluka. Keempat pelaku tewas.
Wakil Gubernur Provinsi Herat yang berada di bawah pimpinan Taliban, Mawlawi Shir Ahmad Muhajir, mengatakan pasukan keamanan Taliban diberitahu telah terjadi penculikan seorang pengusaha dan putranya pada Sabtu (26/9). Baku tembak antara pelaku penculikan dan Taliban tak terelakkan.
"Polisi menutup jalan keluar kota dan Taliban menghentikan orang-orang itu di sebuah pos pemeriksaan, di mana baku tembak terjadi", katanya.
"Akibat pertempuran beberapa menit, salah satu Mujahidin kami terluka dan keempat penculik tewas," kata Muhajir dalam sebuah rekaman pernyataan yang dikirim ke AFP.
Setelah baku tembak, empat mayat pelaku dipamerkan di berbagai tempat umum pada hari yang sama dengan pembunuhan untuk memberi "pelajaran" bahwa penculikan tidak akan ditoleransi.
Dalam sejumlah potret di media sosial, tampak mayat berlumuran darah sambil digantung dengan derek di alun-alun kota. Video lainnya menunjukkan seorang pria digantung dari derek di Herat dengan tulisan di dadanya "Penculik akan dihukum seperti ini".
"Kami adalah Imarah Islam. Tidak ada yang harus menyakiti bangsa kita. Tidak ada yang harus menculik," katanya dalam klip video tersebut.
"Agar menjadi pelajaran bagi penculik lain untuk tidak menculik atau melecehkan siapa pun, kami menggantung mereka di alun-alun kota dan menjelaskan kepada semua orang bahwa siapa pun yang mencuri atau menculik atau melakukan tindakan apa pun terhadap akan dihukum." imbuhnya.
Sudah Terjadi Beberapa Kali
Hukuman berat untuk pelaku kriminal sudah beberapa kali terjadi sejak Taliban berkuasa. Hukuman untuk penculik anak juga dilakukan di kota Herat, Afghanistan. Saat itu Taliban berhasil menyelamatkan seorang anak laki-laki.
"Satu penculik tewas dan tiga lainnya ditangkap," kata Muhajir, meskipun dalam kasus lain Taliban gagal dan para penculik dapat menghasilkan uang untuk tebusan.
Tak hanya itu, di kota Kabul, para pencuri juga dipermalukan di depan umum. Pria yang dituduh mencuri dinaikkan ke pikap, tangan mereka diikat, dan diarak keliling kota untuk mempermalukan mereka.
Ada pula pencuri yang wajahnya dicoreng-moreng oleh Taliban. Mulut mereka disumpal dengan roti busuk, dan leher mereka digantung dengan roti yang sama.
Sebelumnya, salah satu pendiri Taliban, Mullah Nooruddin Turabi menjelaskan soal hukuman kontroversial yang kini berlaku. Dia menjabat Menteri Kehakiman dan memimpin departemen yang disebut Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, atau yang secara efektif merupakan 'polisi syariah' atau 'polisi moral' saat Taliban berkuasa sebelumnya.
Dalam wawancara dengan Associated Press, Turabi memperingatkan dunia untuk tidak mencampuri Taliban yang menjadi penguasa baru Afghanistan. "Tidak ada yang memberitahu kami seperti apa hukum kami seharusnya. Kami akan mengikuti Islam dan membuat hukum kami berdasarkan Quran," tegasnya.
dtc