Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat periode September 2021 terjadi deflasi 0,04% dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 106,53. Harga telur anjlok jadi penyebabnya.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan deflasi ini disebabkan oleh turunnya beberapa kelompok makanan, minuman dan tembakau -0,47% dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,01%.
"Komoditas penyebab utamanya adalah telur ayam ras yang -0,07%, cabai rawit -0,03% dan bawang merah dengan andil sebesar -0,03%," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (1/10/2021).
Margo mengungkapkan komoditas yang mengalami inflasi adalah minyak goreng dengan andil 0,02%. Dia menambahkan untuk harga yang diatur pemerintah tercatat inflasi dengan andil 0,02%.
Pendorongnya adalah bensin, rokok putih, rokok kretek filter dengan andil masing-masing 0,01%.
BPS juga mencatat dari 90 kota ada 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,9% dengan IHK sebesar 105,94 dan terendah terjadi di Palu sebesar 0,01% dengan IHK sebesar 108,33. Dia menjelaskan deflasi di Gorontalo penyumbang utama berasal dari cabai rawit -0,47%, ikan tuna -0,13% dan ikan layang -0,11%.
Kemudian inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,6% dengan IHK sebesar 104,98 dan terendah terjadi di Surakarta sebesar 0,01% dengan IHK sebesar 105,96.
Adapun penyumbang inflasi di Pangkal Pinang, komoditas penyumbang inflasi adalah daging ayam ras, ikan tude 0,18% dan bayam 0,08%.
Selanjutnya, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,27%, kelompok perumahan air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,08%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,2%, kelompok kesehatan 0,12%, dan sebagainya.
Margo mengungkapkan tingkat inflasi tahun kalender atau sepanjang Januari-September 2021 sebesar 0,8% dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun atau September 2021 terhadap September 2020 sebesar 1,6%.(dtf)