Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbinsisdaily.com- Gunungsitoli. Dewan Pimpinan Wilayah Kepulauan Nias (DPWK) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Generasi Muda Peduli Tanah Air (Gempita) merasa terusik atas sikap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.5 Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (B2PJN) Kepulauan Nias, Firman Hutauruk yang melontarkan pernyataan 'sudah muak' di Nias.
Ketua DPWK LSM Gempita, Sabarman Zalukhu berpendapat, soal pernyataan Firman Hutauruk yang menyatakan dirinya 'sudah muak' di Nias tidak bisa ditolerir. Sebab, menurutnya, dia seorang pejabat yang semestinya tidak pantas mengucapkan pernyataan itu.
Pihaknya meminta Firman Hutauruk sebagai PPK 3.5 B2PJN di Kepulauan Nias segera 'angkat kaki' dan keluar dari Nias. "Tiidak pantas dia mengucapkan kata-kata itu di Nias. Ini daerah memiliki adat istiadat dan budaya, sangat dijunjung tinggi. Kalau sudah muak angkat kakimu segera dari pulau Nias Ini," terang Sabarman, Jumat (1/10/2021).
"Apa salah daerah ini sehingga dia menyatakan muak kepada Nias?" tanya Sabarman.
Sabarman mengaku, akibat pernyataan Firman Hutauruk tersebut, kini terbentuk image di Nias ini tidak baik. "Saya melihat pernyataan yang bersangkutan itu bisa menggiring opini bahwa daerah Nias ini buruk terhadap pendatang, kesannya gitu," kata Sabarman.
Sabarman yang merupakan tokoh pemuda di Kota Gunungsitoli itu menjelaskan, meski Firman Hutauruk sudah menyampaikan permintaan maafnya, namun menurutnya, ini bukan soal minta maaf atau tidak.
"Kita juga sebagai manusia diajarkan untuk saling memaafkan. Permasalahannya adalah bagaimana mungkin kita bersama dengan seseorang yang sudah muak dengan kita.
Kita minta segera hengkang dari Nias ini, kami sudah tidak nyaman dengan pernyataanmu kepada daerah kami. Dia yang memulai membuat kegaduhan dan mengganggu kenyamanan kami," ungkap Sabarman.
Seperti diketahui soal pernyataan Firman Hutauruk yang menyatakan dirinya 'muak' di Nias terlontar saat menerima audiensi massa pemuda aliansi masyarakat sipil pemerhati pembangunan Kepulauan Nias ( AMSP2-KN) yang menyampaikan pernyataan sikapnya terkait pekerjaan preservasi pemeliharaan jalan dan jembatan serta sanitasi jalan nasional ruas Gunungstoli-Teluk dalam yang sumber dananya berasal dari APBN 2021, beberapa waktu lalu.
Firman beralasan sudah muak di Nias ini karena sudah 3 tahun tidak bersama keluarga, akibat pernyataannya yang kontroversial ini menuai polemik.