Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Semarang. PDIP menetapkan keputusan capres 2024 sepenuhnya ditentukan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto menyebut yang mendahului ketua umum adalah kader keluar barisan, bukan banteng tapi celeng. Berlaku juga untuk yang telah mendukung Puan Maharani maju Pilpres?
Bambang Wuryanto menjelaskan PDIP adalah partai yang merupakan barisan yang mengikuti satu arahan dari pimpinan. Seluruh kader wajib mengikuti aturan dari ketua umum.
"PDIP itu adalah barisan yang mendapat perintah. Jadi siapapun yang merasa jadi barisan PDIP, harus berada di barisan, barisan yang diperintah," kata Bambang saat dijumpai di Sukoharjo, Sabtu (9/10).
Bambang menyebut kader PDIP yang mendeklarasikan capres mendahului arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, telah keluar dari barisan. "Kalau ada pengurus yang bicara di luar perintah partai artinya apa? Keluar dari barisan. Kalau keluar dari barisan ya siap untuk tidak di barisan," ujarnya.
Lalu dia bicara sebuah adagium yang ada di PDIP. "Adagium di PDIP itu yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng. Jadi apapun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng," tegasnya.
Bambang hanya menyebut yang mendahului keputusan Megawati soal dukungan capres adalah celeng. Pernyataannya itu disampaikan untuk menyebut Albertus Sumbogo, Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo, yang menjadi Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Purworejo, kelompok relawan pendukung Ganjar Pranowo untuk maju Pilpres 2024.
Lalu bagaimana kader dan pengurus yang sudah memutuskan mendukung Puan Maharani sebagai capres? Apakah mereka juga disebut sebagai yang keluar dari barisan karena mendahului keputusan Ketua Umum Megawati? Bambang tidak menegaskan soal itu.
Berikut ini adalah sejumlah kepengurusan cabang PDIP di Jawa Tengah yang telah terang-terangan memutuskan mendukung Puan sebagai capres, sebelum Megawati mengambil keputusan:
DPC PDIP Kebumen
DPC PDIP Kebumen secara resmi mengusulkan Puan Maharani menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Keputusan itu hasil Rapat Kerja Cabang (Rakercab) DPC PDIP Kebumen. Rapat dihadiri oleh DPC, eksekutif, legislatif, KSB PAC, dan ketua Badan Sayap Partai.
"DPC PDIP Kabupaten Kebumen didukung oleh seluruh komponen PAC badan sayap, mengusulkan agar capres 2024 adalah Mbak Puan Maharani," kata Ketua DPC PDIP Kebumen, Saiful Hadi, saat dihubungi detikcom, Minggu (6/6/2021).
DPC PDIP Purbalingga
"DPC PDIP Kabupaten Purbalingga beserta segenap jajarannya, mulai Pengurus Anak Cabang (PAC), ranting dan badan sayap resmi mengusulkan Puan Maharani sebagai capres di Pilpres 2024. Itu sikap bulat kami," kata Ketua DPC PDIP Purbalingga Bambang Irawan kepada wartawan, Rabu (9/6/2021).
Menurut Bambang, rakercab diikuti oleh jajaran pengurus DPC, anggota Fraksi PDIP DPRD Purbalingga, pengurus PAC, serta ketua badan sayap partai. Selain itu, Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) yang merupakan fungsionaris DPC PDIP Purbalingga juga hadir.
"Ada beberapa keputusan yang diambil dalam rakercab. Salah satunya menyatakan dukungan agar Puan Maharani menjadi capres di Pilpres 2024," jelasnya.
DPC PDIP Banjarnegara
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan (PDIP) Banjarnegara mengusulkan Puan Maharani sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Keputusan ini berdasarkan Rakercab yang diikuti 20 pengurus anak cabang (PAC) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Berdasarkan hasil Rakercab pada akhir Bulan Mei lalu mengusulkan Puan Maharani untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2024," kata Ketua DPC PDIP Banjarnegara, Nuryanto, saat jumpa pers di kantor DPC PDIP Banjarnegara, Kamis (10/6/2021).(dtc)